Gejala Cacar Monyet Terbagi dalam Dua Fase, Simak Penjelasannya
WHO menetapkan cacar monyet atau monkeypox sebagai penyakit darurat kesehatan internasional. Masyarakat pun harus waspada dengan mengenali gejala-gejalanya.
IDXChannel - WHO telah menetapkan cacar monyet atau monkeypox sebagai penyakit darurat kesehatan internasional. Hal tersebut pun menjadi alarm bagi masyarakat untuk waspada dan mengenali gejala-gejalanya.
Ahli kesehatan dr. Ni Luh Putu Pitawati, SpKK menjelaskan bahwa ada dua fase yang dialami seseorang terinfeksi virus cacar monyet. Fase pertama disebut fase akut memiliki gejala khas mungkin jarang diketahui, umumnya disertai demam tinggi mencapai 38 derajat.
Berikut rincian fase pertama (akut) selama 0-5 hari, antara lain:
-Demam tinggi (sampai 38 derajat Celcius)
-Kepala pusing
-Badan sakit, (pegal atau nyeri)
-Pembengkakan kelenjar getah bening (gejala khas)
"Dengan pasien monkeypox dari luar disampaikan memiliki gambaran klinis mengalami dua fase yang pertama fase akut dari 0-5 hari ditandai adanya demam lebih dari 38 derajat Celcius," kata dr. Ni Luh Putu Pitawati, SpKK dari RSPI Sulianti Saroso dalam Siaran Sehat di Instagram Radio Kesehatan, Senin (8/8/2022)
Keluhan lainnya yaitu sakit kepala dan nyeri atau pegal ditubuh. Ditambah gejala khasnya yaitu pembengkakan kelenjar getah bening.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa fase kedua dari pasien cacar monyet ialah fase erupsi. Pasien banyak mengalami ruam tapi kemerahan di wajah hingga tubuh, kaki dan tangan.
"kemudian akan diikuti dengan fase erupsi yaitu ruam kulit setelah melewati fase akut ya. Diawali dengan bercak kemerahan di wajah, kemudian ke tubuh, tangan dan kaki. Kemudian lanjut ke fase muncul bintil merah di wajah, tangan atau kaki," jelas dr Putu.
Berikut rincian fase kedua (erupsi) cacar monyet:
-Ruam atau kemerahan di area wajah, tubuh, tangan atau kaki
-Muncul bintil merah berisi cairan dan terasa keras (berkembang 5-7 hari)
-Bintil merubah jadi pustul atau lesi (luka) berisi nanah
"Bintil berkembang 5-7 hari menjadi lesi dan muncul lentil yang berisi cairan dan lebih dalam dan lebih keras. Bisa juga cairan dalam lesi yang awalnya bening jadi kekuningan seperti nanah (pustul)," katanya.
Kemudian, luka tersebut menjadi koreng dan mengering terus meninggalkan kropeng dan kemudian lepas. “Kisarannya bisa selama 3 minggu (fase dialami)," ujarnya.
(FRI)