Gencarkan Penyerapan Karbon, Pupul Kaltim Perluas Konservasi Hutan Mangrove
PT Pupuk Kalimantan Timur melakukan penyerapan karbon lewat konservasi hutan mangrove sejak tahun 2009.
IDXChannel - PT Pupuk Kalimantan Timur melakukan penyerapan karbon lewat konservasi hutan mangrove sejak tahun 2009. Kini PKT mengakselerasi penghijauan dengan memperluas area lahan hingga 20 hektar di akhir tahun lalu.
"Sampai saat ini, telah tertanam bibit Mangrove sejumlah 335 ribu pohon yang tersebar di area konservasi PKT," ujar Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi di Jakarta (31/1/2022).
Konservasi hutan mangrove yang diinisiasi PKT sudah memasuki tahun ke 11. Setiap tahunnya luas area dan jumlah bibit pohon yang ditanam ditambah, untuk memperluas area hutan mangrove di pesisir Bontang, agar serapan karbon dapat memberikan dampak yang signifikan.
Berlokasi di dekat pantai, program yang diinisiasi oleh Departemen Lingkungan Hidup Pupuk Kaltim ini diawali di area Kedindingan dengan kegiatan pembibitan dan penanaman mangrove. Selanjutnya PKT juga bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk menjaga agar tidak terjadi deforestasi mangrove dengan memberlakukan pengawasan khusus dan menetapkan status Kawasan Konservasi pada area perairan yang dikerjakan PKT. "Hingga akhir 2021 lalu, Pupuk Kaltim berhasil menanam 335.167 bibit mangrove dan tersebar di dua lokasi yakni Kedindingan dan Loktuan, Bontang," katanya.
Setiap tahunnya, Pupuk Kaltim menanam 17 ribu hingga 25 ribu bibit mangrove, hingga mampu memenuhi seluruh luasan kawasan perairan Kedindingan di tahun 2015, dengan total 152 ribu bibit. Mulai 2016, penanaman mangrove dikembangkan ke kawasan baru, yakni area Hak Guna Bangunan (HGB) 65 di Kelurahan Loktuan Bontang Utara Kota Bontang, dengan penanaman antara 20 ribu hingga 25 ribu per tahun, hingga mencapai 183.167 bibit di tahun 2021.
Dalam prosesnya, PKT juga menggandeng beberapa organisasi dan masyarakat sekitar guna memastikan pertumbuhan pohon mangrove yang baik. Pasalnya, semakin dewasa usia pohon mangrove maka semakin banyak serapan dan karbon yang disimpan, sehingga pertumbuhan dari bibit sangatlah penting diperhatikan.
Sejak 2019 lalu, di area HGB 65, PKT menggandeng Kelompok Tani Telok Bangko yang merupakan kelompok penggiat konservasi mangrove. Kelompok Telok Bangko sendiri beranggotakan 16 anggota yang mayoritas merupakan masyarakat dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Sehingga, diharapkan dengan digandengnya dalam kegiatan ini juga dapat memberikan manfaat secara sosial dan ekonomi bagi mereka.
Lebih lanjut, terdapat berbagai jenis mangrove yang dikembangkan, diantaranya adalah Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Ceriops tagal, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal dan Avicennia marina. Rhizopora apiculata sendiri merupakan jenis yang dipercaya menyerap lebih tinggi jejak karbon dibandingkan jenis lainnya.
Atas usahanya menjaga lingkungan dan menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik bagi masyarakat sekitar perusahaan, Pupuk Kaltim telah mendapatkan penghargaan Proper Nasional Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kelima kalinya pada 2021.
“Kedepannya, PKT berkomitmen untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam operasional perusahaan. Komitmen ini merupakan bagian dari roadmap 40 tahun mendatang Pupuk Kaltim, yang berorientasi pada sumber daya terbarukan, sejalan dengan upaya mendukung pemerintah dalam mewujudkan net zero emission 2060 mendatang.” tutup Rahmad. (TIA)