ECONOMICS

Genjot Bauran EBT, PLN Manfaatkan Limbah Pertanian Jadi Biomassa

Atikah Umiyani/MPI 11/12/2023 11:57 WIB

penandatanganan MoU ini sejalan dengan upaya nasional dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di 2025 mendatang.

Genjot Bauran EBT, PLN Manfaatkan Limbah Pertanian Jadi Biomassa (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar pengganti (substitusi) batu bara di jaringan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) miliknya.

Kepastian tersebut seiring dengan ditandatanganinya nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) oleh salah satu anak usaha PLN, yaitu PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), dengan PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) atau MBE.

MoU tersebut nantinya bakal meliputi kegiatan pengembangan dan pengelolaan Biomassa STAB (Socio Tropical Agriculture-waste Biomassa) yang bakal dilakukan oleh kedua pihak.

Ruang lingkup kerjasama dalam Nota Kesepahaman ini adalah pengembangan ekosistem, bisnis, teknologi, pengelolaan, pemasaran dan pemanfaatan biomassa/bioenergy dalam bentuk wood pellet, woodchip atau sawdust, dengan mengoptimalkan residu pertanian, perkebunan, kehutanan, produk samping perkebunan kelapa sawit dan area pengelolaan lain yang berbasis pemberdayaan dan/atau keterlibatan masyarakat.

Menurut Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, penandatanganan MoU ini sejalan dengan upaya nasional dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di 2025 mendatang.

Selain itu juga sekaligus untuk mengejar target Nationally Determined Contribution (NDC) pada 2030 dan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang.

"PLN EPI sebagai sub holding dari PLN Group terus berupaya mengejar target bauran EBT itu, dan salah satu alternatifnya adalah dari sisi Biomassa," tutur Iwan, usai penandatanganan.

Untuk bisa memastikan pasokan biomassa, PLN EPI menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, salah satunya dengan pihak OASA. Nantinya, pihak OASA akan menyediakan pasokan biomassa untuk seluruh PLTU milik PLN Grup.

Biomassa yang khususnya berasal dari sawdust dan limbah pertanian ini akan menambah bauran energi PLN.

Iwan mengungkapkan, Biomassa merupakan salah satu sektor vital yang berperan besar dalam meningkatkan bauran EBT di Indonesia.

Sektor ini pun diharapkan mampu menyumbang akselerasinya sebesar 3,6 persen dari total target bauran EBT 23 persen pada 2025 mendatang.

"Untuk itu kami sangat konsen dalam akselerasi Biomassa STAB ini. Kami terus berinovasi serta menjalin kerja sama dengan para stake holder. Hari ini kita bersyukur di gelaran COP 28, yang merupakan konferensi global dalam pencegahan perubahan iklim dunia kita berhasil menjajaki kerja sama pemanfaatan Biomassa dengan PT Maharaksa Biru Energi Tbk," tutur Iwan.

Iwan pun mengungkapkan apresiasinya pada pihak OASAyang telah bersepakat menggenjot Biomassa STAB. Lewat kerja sama semacam ini Iwan mengaku optimistis bauran EBT dari sektor Biomassa akan lebih terakselerasi secara signifikan.

Pasalnya kata Iwan, sejalan dengan komitmen Pemerintah dalam mengejar target Co-Firing pada tahun 2025, diproyeksi kebutuhan Biomassa dari PLN akan meningkat tajam sebesar 10,2 juta ton atau sebesar 300 persen guna menyediakan energi bersih sebesar 12,7 Terawatt hour (TWh).

"Karena itu, PLN EPI terus mencari sumber-sumber biomassa lainnya, terutama yang bersumber dari potensi sumber daya setempat," ungkap Iwan.

Untuk diketahui, Biomassa STAB merupakan jenis Biomassa yang berasal dari limbah pertanian di mana proses produksi akan melibatkan masyarakat tani secara langsung, tidak terbatas pada agriculture (pertanian/perkebunan), namun juga pada kehutanan menggunakan replanting kayu karet/tanaman energi.

Bahan baku dari STAB dapat berupa limbah/residu tanaman pertanian atau perkebunan, seperti sekam dan jerami padi, bonggol jagung, bagasse dan pucuk daun tebu, limbah aren, limbah sagu, ampas/residu kelapa, tandan kosong dan pelepah sawit, ranting-ranting pruning tanaman, dan lain-lain. 

Sebagai negara tropis dengan masyarakat agraris, dikatakan Iwan, pihaknya melihat banyak sekali limbah pertanian yang selama ini hanya ditimbun atau dibakar agar lahan bersih kembali.

"Kami melihat potensi besar ini, maka kami terus berinovasi bagaimana memanfaatkan limbah yang tadinya tidak bermanfaat dan mengganggu bisa diutilisasi menjadi energi bersih bahkan mampu menciptakan nilai ekonomis baru bagi para petani di Indonesia," tegas Iwan. (TSA)

SHARE