Geopolitik Mengancam, Luhut Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 6 Persen
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan optimis ekonomi Indonesia bisa tumbuh di level 6 persen di tengah ancaman geopolitik.
IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan optimis ekonomi Indonesia bisa tumbuh di level 6 persen di tengah ancaman geopolitik.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai posisi 6 persen, bila digitalisasi dapat dioptimalkan di semua lini.
“Saya masih optimis bahwa perekonomian Indonesia bisa tumbuh lebih besar, bahkan mencapai 6 persen. Syaratnya, jika digitalisasi terus dioptimalkan di semua lini,” ujar Luhut melalui akun Instagramnya, dikutip Jumat (8/3/2024).
Dia meyakini jika seluruh hal sudah bisa terintegrasi secara maksimal, maka Indonesia akan mampu bernavigasi dengan baik di tengah-tengah badai besar krisis ekonomi dan politik global.
“Dengan demikian, tidak peraturan yang mengunci peraturan lain karena peraturan harus mendukung untuk mencapai tupoksi yang diberikan. Jika seluruh hal tersebut sudah bisa terintegrasi secara maksimal, maka saya yakin Indonesia akan terus mampu bernavigasi dengan baik di tengah-tengah badai besar krisis global,” paparnya.
Trend pelemahan kondisi ekonomi negara maju yang terjadi belakangan ini memang berpotensi mempengaruhi kondisi perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Kendati begitu, Luhut melihat bahwa Indonesia harus membajak atau memanfaatkan krisis global sebagai momentum untuk melakukan lompatan dan percepatan di banyak sektor.
Dia ingin masyarakat mengetahui bahwa pemerintah sedang melakukan transformasi yang masif. Selain pembangunan yang berkualitas, pemerintah juga fokus mewujudkan pertumbuhan dan pembelanjaan yang berkualitas pula.
Bila beberapa tahun lalu pembangunan infrastruktur untuk konektivitas dan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah perekonomian sudah dikerjakan, kali ini efisiensi melalui program digitalisasi secara bertahap diterapkan di seluruh sektor.
“Inilah fungsi utama digitalisasi, agar belanja negara bisa efisien, bukan hanya sekedar supaya uang itu habis dibelanjakan,” beber Luhut.
“Kami sudah memulainya melalui Simbara, yang manfaatnya besar terhadap penerimaan pajak royalti dari batu bara. Ke depan, kami akan menerapkan hal tersebut untuk nikel, rumput laut, kelapa sawit, dan komoditas lain yang menjadi sumber penerimaan negara lainnya,” kata dia.
(DES)