ECONOMICS

Gubernur BI Sebut Ketidakpastian Global Mereda, tapi Risiko Ini Masih Mengintai

Nia Deviyana 21/05/2025 23:30 WIB

Namun demikian, ada hal yang perlu diwaspadai di mana ke depan perkembangan negosiasi tarif impor antara AS dengan China dan negara-negara lain masih dinamis.

Gubernur BI Sebut Ketidakpastian Global Mereda, tapi Risiko Ini Masih Mengintai. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai ketidakpastian perekonomian global sedikit mereda dengan adanya kesepakatan sementara antara Amerika Serikat (AS) dan China untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari. 

Perkembangan ini mendorong lebih baiknya prospek perekonomian dunia bila dibandingkan dengan proyeksi April 2025 dari sebelumnya 2,9 persen menjadi 3,0 persen. 

"Pertumbuhan ekonomi AS dan China diperkirakan lebih baik dari proyeksi April 2025, yang kemudian berdampak positif pada berbagai negara lain termasuk Eropa, Jepang, dan India," kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan, Rabu (21/5/2025).

Penurunan tarif diperkirakan juga menurunkan proyeksi inflasi AS, sehingga mendorong tetap kuatnya ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR). 

Sementara itu, yield US Treasury lebih tinggi dari perkiraan sejalan dengan meningkatnya risiko kesinambungan fiskal AS. 

Di pasar keuangan global, pergeseran aliran modal dari AS ke negara dan aset yang dianggap aman (safe haven asset) masih berlanjut dan mulai diikuti dengan peningkatan aliran modal ke emerging markets (EM). 

Hal tersebut membuat indeks mata uang dolar AS terhadap negara maju (DXY) terus melemah dan diikuti pelemahan juga terhadap mata uang negara berkembang di Asia (ADXY). 

Namun demikian, ada hal yang perlu diwaspadai di mana ke depan perkembangan negosiasi tarif impor antara AS dengan China dan negara-negara lain masih dinamis, membuat ketidakpastian perekonomian global kembali tinggi. 

"Kondisi ini memerlukan kewaspadaan serta penguatan respons dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal, mengendalikan stabilitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri," kata Perry.

(NIA DEVIYANA)

SHARE