ECONOMICS

Gubernur Jatim Sebut Daya Saing RI di Bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand

Lukman Hakim 03/05/2023 09:25 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, berdasarkan Indeks Daya Saing Global 2022, Indonesia masih berada di bawah Singapura dan Malaysia.

Gubernur Jatim Sebut Daya Saing RI di Bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, berdasarkan Indeks Daya Saing Global 2022, Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia, bahkan Thailand. Bahkan, data Indeks Inovasi Global Tahun 2022 (Global Innovation Index), Indonesia juga berada di bawah Singapura dan Malaysia. 

Menurut Global Talent Competitiveness Index 2022 rangking, Indonesia berada di peringkat ke 82, di bawah Filipina (80), Thailand (75), Vietnam (74), Malaysia (45), Brunei Darussalam (41), dan Singapura (2). 

"Global Innovation Index 2022, Indonesia berada di peringkat ke 75. Sedangkan Singapura berada di peringkat 7 dan Malaysia di peringkat 35. Ini adalah PR kita sebagai bangsa," kata Khofifah saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhamamadiyah, Selasa (2/5/2023) sore. 

Menurutnya, perguruan tinggi Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk mencetuskan pikiran produktif dalam meningkatkan daya saing Indonesia. Muhammadiyah memiliki 171 perguruan tinggi. Bahkan, Muhammadiyah telah memiliki perguruan tinggi di Malaysia dan akan membuka perguruan tinggi di Australia. 

"Saya rasa ini merupakan potensi koneksitas yang besar dan sangat  bermanfaat bagi peningkatan kualitas SDM bangsa Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, dalam amanatnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan pentingnya peran perguruan tinggi dalam meningkatkan dan membangun bangsa. "Kami akan berseiring untuk meningkatkan dan membangun negeri kita tercinta. Seiring dinamika perubahan zaman, penting untuk kita melakukan instrospeksi kedepan jika ingin lebih maju," ujarnya. 

Menurutnya, Indonesia punya anak bangsa yang potensial untuk maju. "Jika ada ketertinggalan dari bangsa lain, maka ini berarti ada langkah yang kurang progresif atau salah langkah dalam membangun potensi. Inilah pentingnya pembangunan secara kolektif dari lintas sektor strategis," kata Haedar.

Dari hal tersebutlah, dirinya menyampaikan peran penting dalam semangat Islam berkemajuan. "Mari kita konstektualisasikan teori Islam berkemajuan menjadi mindset kita. Jadi kita bisa tahu dan paham. Saya melihat, Muhammadiyah punya peluang untuk menjawab tantangan Islam pada dunia sekular," tutupnya. (RRD)

SHARE