Gunakan Kendaraan Listrik, Grab Klaim Hemat BBM Hingga Dua Juta Liter
Melalui skema baru ini, pihak Grab berharap dapat menyediakan peluang kerja yang lebih luas.
IDXChannel - Grab Indonesia baru saja melakukan rebranding untuk salah satu bisnis layanannya, yaitu grab electric. Melalui layanan tersebut, pihak Grab menyediakan kendaraan listrik untuk bisa disewa oleh masyarakat yang berminat mendaftar sebagai mitra dengan menjadi pengemudi ojek online (ojol) namun tidak memiliki kendaraan sendiri.
Melalui skema baru ini, pihak Grab berharap dapat menyediakan peluang kerja yang lebih luas, karena bagi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan sendiri masih tetap dapat berpeluang bergabung menjadi mitra Grab.
"Selain kesempatan (kerja) yang lebih luas, dengan menggunakan kendaraan listrik, pengalaman mereka (mitra grab electric) yang sudah pakai (kendaraan listrik) bisa menghemat biaya operasi secara rata-rata hingga 25 persen," ujar President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, saat peluncuran layanan Grab Electric, Selasa (12/7/2022).
Sedangkan secara total, menurut Ridzki, sejak pertama Grab Indonesia menggunakan kendaraan listrik pada 2019 lalu, nilai konversi terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikonsumsi diklaim telah menyusut hingga dua juta liter.
"Konversinya (dari penggunaan kendaraan listrik) ini terhadap (konsumsi) BBM penurunan hingga dua juta liter sejak pada periode selama ini (2019)," tutur Ridzki.
Dengan konsumsi BBM yang berhasil ditekan demikian besar, Ridzki pun menyebut bahwa langkah penggunaan kendaraan listrik ini merupakan wujud konkret komitmen Grab dalam rangka turut mengupayakan penurunan emisi karbon Co2, sebagai langkah awal untuk membantu pemerintah mewujudkan target net zero emission.
Saat ini, lanjut Ridzki, jumlah kendaraan listrik milik Grab yang sudah mengaspal telah mencapai 8.500 kendaraan, dengan mayoritas diantaranya merupakan jenis kendaraan roda dua. Jumlah tersebut tersebar di sedikitnya delapan provinsi di Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, DzkI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.
"Sudah tersebar di delapan provinsi di seluruh Indonesia," tegas Ridzki. (TSA)