Guru Besar UI Sebut Kinerja 10 Tahun Jokowi Penuh Tantangan
Berbagai tantangan itu meliputi pertumbuhan ekonomi, capaian pembangunan, hingga pembukaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
IDXChannel - Guru Besar FEB Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty menilai, kinerja Pemerintahan Joko Widodo selama 10 tahun menjabat penuh dengan tantangan.
Berbagai tantangan itu meliputi pertumbuhan ekonomi, capaian pembangunan, hingga pembukaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
"Kalau dari saya secara general overview dari kacamata ekonom, bahwa masih moderat lah, kalau dari 1-10 bisa kita nilai mungkin 7,95," ujar Telisa dalam Market Review IDXChannel, Jumat (16/8/2024).
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tahunan era Jokowi cenderung mengalami penurunan secara rerata jika dibandingkan dengan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Rerata pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bergerak di angka 5 persen dalam 10 tahun terakhir. Sementara jika melihat ke belakang, pertumbuhan ekonomi tahunan Indonesia berada di kisaran angka 6-7 persen.
"Kemudian dari sisi pertumbuhan ekonomi memang ada yang turun jika dibandingkan dengan periode sebelum Jokowi, itu mungkin karena tantangannya terlalu berat, sehingga rerata kita hanya di 5 persen, kalau sebelumnya itu rerata 6-7 persen," kata dia.
Beberapa tantangan yang dianggap berat terutama pada periode kedua Presiden Jokowi 2019-2024, mulai dari pandemi covid 19 yang mengharuskan pembatasan mobilitas dan berdampak pada penurunan konsumsi masyarakat. Lalu konflik geopolitik yang membuat terhambatnya rantai pasok, hingga perang dagang yang berdampak pada terhambatnya ekspor komoditas.
Dari sisi pembukaan lapangan pekerjaan, Telisa menilai belakangan industri dalam negeri, utamanya industri padat karya masih babak belum menghadapi serbuan barang impor. Hal ini membuat ceruk pasar pelaku industri di dalam negeri tergerus. Sehingga order menurun, produksi berkurang, kebutuhan tenaga kerja pun ikut terkoreksi.
Kinerja investasi, dinilai Telisa juga banyak yang mengarah ke padat modal karena disrupsi teknologi digital. Proses bisnis sarat akan teknologi itu menciptakan efisiensi terhadap penggunaan tenaga kerja manusia.
"Ada perubahan ekonomi dan digitalisasi, investasi kearah padat modal, padat karya seperti tekstil sudah sunset karena impor dan sebagainya, jadi memang pesaingnya tambah banyak," tutur dia.
Meski demikian, Talisa mengapresiasi capaian pembangunan infrastruktur selama era Jokowi mulai dari transportasi hingga kelancaran arus logistik di berbagai wilayah.
(DESI ANGRIANI)