Habiskan Uang untuk Bayar Utang, Defisit Anggaran Nigeria Diperkirakan Bengkak 4,7 Persen
Sebagian besar orang Nigeria melihat subsidi sebagai satu-satunya manfaat yang terlihat di negara di mana korupsi adalah endemik.
IDXChannel - Defisit anggaran Nigeria akan melebar menjadi 4,78% tahun depan ketika pemerintah meningkatkan pengeluaran.
Dalam pidato anggaran yang berlangsung pada hari Jumat, Presiden Nigeria, Muhammad Buhari mengatakan sehubungan dengan keadaan ekonomi Afrika, mereka tidak dapat lagi melanjutkan kebijakan subsidi bahan bakarnya.
Dilansir dari Reuters.com, Sabtu (8/10/2022), sebagai bagian dari reformasi sektor fiskal dan minyak bumi, Pemerintah Buhari telah merencanakan untuk menghapus subsidi rakyat yang diperkirakan akan menelan biaya hingga USD 9,6 miliar tahun ini.
Namun rencana awal tahun tersebut dibatalkan karena khawatir mereka dapat memicu protes.
Sebagian besar orang Nigeria melihat subsidi sebagai satu-satunya manfaat yang terlihat di negara di mana korupsi adalah endemik.
Buhari tidak mengatakan kapan subsidi akan berhenti pada 2023. Hal ini telah menjadi salah satu masalah kampanye utama untuk pemilihan presiden pada bulan Februari untuk menggantikan Buhari.
Buhari mengatakan kepada Majelis Nasional bahwa menghapus subsidi merupakan salah satu langkah penting yang dapat diambil oleh pemerintah untuk memotong pengeluaran negara yang akan naik menjadi 20,51 triliun naira (USD 47,4 miliar) tahun depan, naik 18,4% dari tahun ini.
Dalam pidato anggaran terakhirnya yang dilakukan sebelum pemilihan, Buhari mengatakan jika sejak awal tahun, delapan puluhan subsidi bensin telah menjadi masalah kebijakan publik yang berulang dan kontroversial di Nigeria.
Namun, dampak fiskalnya saat ini menunjukkan bahwa kebijakan itu tidak berkelanjutan.
Terlebih, masalah fiskal Nigeria telah memburuk dikarenakan produksi minyak yang rendah karena pencurian minyak mentah karena ledakan harga.
Presiden pun mengatakan, defisit anggaran akan dibiayai melalui pinjaman baru sebesar 8,8 triliun naira serta 206,2 miliar naira dari privatisasi perusahaan negara.
Para ekonom memperingatkan bahwa pemerintah Nigeria menghabiskan lebih banyak uang untuk pembayaran utang daripada pendidikan dan kesehatan.
Tetapi Buhari mengatakan pemerintahnya tidak punya pilihan selain meminjam jalan keluar dari dua resesi dalam tujuh tahun terakhir.
Ekonomi diproyeksikan tumbuh 3,7% tahun depan, naik dari 3,55% tahun ini. Sementara inflasi tahunan diperkirakan tetap dalam dua digit, rata-rata 17,16%.
(Penulis Alyssa Nadira magang)
(SAN)