Hadapi Dampak Resesi Terhadap Ekspor, Kemendag Bidik Pasar Non-tradisional
Pasar nontradisional khususnya di kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah.
IDXChannel - Ekonomi dunia diprediksi akan mengalami resesi pada 2023. Hal ini dikhawatirkan berimbas pada permintaan produk ekspor.
Menghadapi hal tersebut, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan pihaknya sudah menyiapkan strategi kebijakan.
"Salah satu mandat Presiden RI yang disampaikan kepada Kementerian Perdagangan adalah peningkatan ekspor ke negara non-tradisional. Sesuai dengan mandat tersebut, Kementerian Perdagangan terus berfokus pada upaya perluasan akses pasar," ujar Jerry melalui keterangan tertulis, dikutip Senin (7/11/2022).
Jerry melanjutkan, pasar nontradisional khususnya di kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah.
"Potensi ekspor di pasar-pasar tersebut sangat besar. Sebagai contoh, kawasan Afrika memiliki jumlah penduduk 1,18 miliar jiwa dengan nilai produk domestik bruto (PDB) mencapai USD 2,11 triliun pada 2021. Potensi pasar di kawasan Afrika secara keseluruhan diperkirakan bisa mencapai USD 8,39 miliar," terang Jerry.
Untuk meningkatkan ekspor nonmigas, termasuk ke pasar nontradisional, Kemendag menetapkan kebijakan prioritas antara lain perundingan dan ratifikasi perjanjian perdagangan internasional, fasilitasi perdagangan luar negeri, promosi dagang, serta pelatihan serta pendampingan usaha kecil menegah (UKM) berorientasi ekspor.
Sedangkan di kawasan Afrika, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Mozambik (Indonesia—Mozambik Preferential Trade Agreement/PTA).
Sementara itu, di kawasan Asia Selatan, Indonesia memiliki Indonesia-Pakistan PTA dan ASEAN-India Free Trade Agreement(FTA).
"Terbaru di Timur Tengah, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Uni Emirat Arab dalam bentuk Indonesia—United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IUAE-CEPA," tambah Jerry.
Dari sisi promosi dagang, Kemendag secara rutin menyelenggarakan pameran dagang berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI).
Pada 2022, TEI ke-37 dilaksanakan secara hidrida, yakni secara luring pada19-23 Oktober 2022 bertempat di ICE BSD Tangerang, Banten dan secara daring pada 19 Oktober—19 Desember 2022.
"Total transaksi perdagangan sementara TEI 2022 mencapai USD3,55 miliar atau setara dengan Rp55,14 triliun. Nilai transaksi ini masih berpotensi terus bertambah mengingat TEI daring akan berlangsung hingga Desember 2022,”terang Wamendag.
Sementara di sisi pembinaan dan pelatihan ekspor, Kemendag melaksanakan beberapa program seperti kegiatan Export Coaching Program (ECP), diseminasi informasi pasar ekspor melalui platform digital InaExport, pendampingan sertifikasi produk, dan pengembangan desain.
"Dengan adanya berbagai program yang mencetak pelaku usaha serta UKM berorientasi ekspor, diharapkan mampu mendukung upaya peningkatan ekspor nasional," pungkas Jerry. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro