ECONOMICS

Hadapi Pandemi, Luhut Ungkap Alasan Ekonomi Mauluku Utara Tidak Terkontraksi

Ismail Yugo/Kontributor 23/06/2021 10:13 WIB

Maluku Utara menjadi salah satu dari tiga daerah lainnya di Indonesia yang tidak mengalami kontraksi.

Maluku Utara menjadi salah satu dari tiga daerah lainnya di Indonesia yang tidak mengalami kontraksi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Maritim dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan mengaku hadirnya beberapa industri pengelolaan mineral logam nikel di Provinsi Maluku Utara mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan ketimbang nasional.

Hal itu dikatakan Luhut dalam kunjungan kerja ke wilayah industri PT Indonesia Weda Bay Idustrial Park (IWIP) Kabupaten Halmahera Tengah,Provinsi Maluku Utara,Selasa (22/6/2021). Mantan Staf Kepresidenan itu di dampingi Mendagri Tito Karnavian, Menhub Budy Karya Sumadi dan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil.

Luhut menyatakan, investasi di Maluku Utara terus meningkat meski Indonesia mengalami resesi dampak  COVID-19. Maluku Utara menjadi salah satu dari tiga daerah lainnya di Indonesia yang tidak mengalami kontraksi.

"Maluku Utara mengalami kenaikan ekonomi sejauh tujuh persen padahal nasional kita berada diangka nol koma sekian persen, artinya keberadaan beberapa industri hilirisasi nikel seperti PT IWIP, PT Harita Nickel di Obi Halmahera Selatan dan PT Antam di Halmahera Timur mampu memberikan dampak positif  buat ekonomi daerah," ucap Luhut.

Menvest berharap situasi tersebut terus dijaga karena kehadiran pabrik-pabrik di Malut dapat menyerap lapangan kerja yang cukup banyak.

PT IWIP sendiri masih pada titik konstruksi smelter dengan total karyawan sebanyak 23 ribu dan Tenaga Kerja Asing sebanyak 5000. Tahun 2024 perusahan itu kembali menyerap tenaga kerja di kisaran  32 ribu hingga dua kali lipat bila turunan  produksi Betrai Lithium-Ion kendaraan listrik.

"Bahkan penerimaan tenaga kerja bila disesuaikan dengan jumlah penduduk Maluku Utara tidak mampu untuk mengisi  kebutuhan tenaga kerja di perusahan  olehnya itu, dibutuhkan warga dari daerah lainnya," akui Luhut.

Dengan melihat peluang itu Manvest optimis pertumbuhan ekonomi di Indonesia timur dapat positif karena permintaan produk  yang disediakan pabrik sangat banyak. Selain itu pada tahun 2024, Indonesia menjadi salah satu negara produksi Lithium baterai kendaraan terbesar di dunia.

"Nantinya ujung hilirisasi nikel itu akan di buat di Kaltara dimana menggunakan Hydro Power sehingga menggunakan green energy  yang diminati  banyak negara di Eropa," akuinya.

Pada tahun 2030 Eropa hanya menggunakan 15 persen energi fosil sehingga Indonesia memainkan peran strategis. "Mari bersama sama membangun Indonesia lebih baik dan jangan berfikir negatif bahwa kita dikontrol oleh orang asing," ujar Luhut. (TIA)

SHARE