ECONOMICS

Hadapi The Perfect Storm, Peran G20 Tak Boleh Redup

Michelle Natalia 06/10/2022 08:59 WIB

Presidensi G20 Indonesia memulai serangkaian agendanya dengan semangat untuk pulih bersama agar negara anggota dapat menghadapi krisis multidimensi.

Hadapi The Perfect Storm, Peran G20 Tak Boleh Redup (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Presidensi G20 Indonesia memulai serangkaian agendanya dengan semangat untuk pulih bersama agar negara anggota dapat menghadapi krisis multidimensi akibat pandemi Covid-19. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, semangat tersebut hingga kini semakin relevan di tengah tantangan global yang terjadi saat ini.

"Kita berkumpul di sini hari ini karena dunia telah berubah dengan cepat. Kita menyebutnya sebagai 'perfect storm', yaitu krisis multidimensi yang cepat. Seperti, tantangan keamanan, ekonomi, dan lingkungan ini telah menunda upaya kita untuk mempercepat pemulihan," tegas Airlangga dalam siaran persnya, Kamis (6/10/2022).

Terkait tantangan yang muncul akibat perubahan iklim, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia mementingkan keseimbangan pertumbuhan ekonomi yang tetap memperhatikan aspek lingkungan. 

Indonesia telah melakukan transisi energi dengan berbagai upaya mulai dari co-firing PLTU dengan blue ammonia, carbon capture dan storage, serta financial model untuk untuk PLTU yang tidak efisien. Hal tersebut juga terkait dengan target untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

“Transisi energi harus berkeadilan, berkelanjutan, dan affordable bagi masyarakat,” tegas Airlangga.

Adapun Indonesia mendesak negara-negara maju untuk memenuhi janji mereka untuk menyediakan pendanaan untuk penanganan perubahan iklim sebesar USD100 miliar kepada negara-negara berkembang. Menyoal kondisi saat ini, kinerja ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 5,44% pada Q2 tahun 2022.

“Indonesia optimis karena memiliki modalitas ekonomi yang sembari melanjutkan reformasi struktural yang ada. Kinerja perdagangan Indonesia juga bertahan di rekor tinggi selama dua puluh delapan bulan berturut-turut, mencapai USD24,8 miliar,” ungkap Airlangga.

Forum G20 sendiri merupakan forum yang terbentuk dari krisis ekonomi tahun 1998 dan saat ini mewakili 85% PDB global dan 75% perdagangan dunia. Di tengah krisis multidimensi dengan posisi negara yang sangat terfragmentasi, G20 harus tetap memiliki peran yang kuat dan tidak boleh redup.

“Sebagian besar konteks dalam concrete deliverables yang dibahas pada pertemuan-pertemuan working group dan engagement group telah disepakati,” tegas Airlangga.

(DES)

SHARE