ECONOMICS

Hadir di KTT G20 Bali, PM Inggris Ingin Mengutuk Tindakan Putin

Widya Michella 14/11/2022 15:26 WIB

PM Inggris, Rishi Sunak akan mengutuk tindakan Presiden Rusia, Vladimir Putin di KTT G20 Bali.

Hadir di KTT G20 Bali, PM Inggris Ingin Mengutuk Tindakan Putin. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak telah tiba di Bali pada hari ini (14/11/2022) untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 yang akan digelar 15-16 November 2022. 

Ini akan menjadi kali pertama bagi Rishi berada di acara yang sama dengan Perwakilan Rusia sejak invasi terhadap Ukraina di Februari 2022. Kahadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin diwakilkan Menteri Luar Negeri, Sergey Lavrov. 

Pada event G20, PM Rishi akan menegaskan pentingnya aksi global yang terkoordinasi untuk menurunkan biaya hidup dan mengakhiri perang di Ukraina yang sangat berdampak buruk pada perekonomian dunia.

Sehingga nantinya, Rishi akan menggunakan KTT G20 sebagai kesempatan untuk mengutuk tindakan semena-mena Presiden Putin dan memaksa Rusia untuk melihat penderitaan dunia yang diakibatkan oleh aksi kekerasan Rusia yang tidak berperikemanusiaan ini. 

“Namun, mengatasi krisis ekonomi terbesar dalam dekade ini memerlukan usaha bersama dari negara dengan perekonomian terbesar dunia. Ini bukanlah masalah yang bisa kita atasi sendiri," ujar Rishi dalam keterangan resminya melalui kedutaan Inggris di Jakarta, Senin (14/11/2022). 

"Pada KTT G20, pemimpin dunia perlu bergerak untuk memperbaiki kelemahan sistem ekonomi internasional yang telah diekploitasi Presiden Putin selama bertahun-tahun," dia menambahkan.

Sebelum pertemuan minggu ini, Rishi telah menetapkan lima rencana ekonomi untuk para pemimpin dunia guna mengatasi ketidakstabilan global, yang meliputi perubahan ke pasar energi global, suplai makanan internasional dan sistem keuangan dunia.

Lima rencana ekonomi tersebut yaitu, pertama, mengarahkan bantuan langsung pemerintah ke mereka yang paling membutuhkan. Kedia, mengakhiri penggunaan produksi dan distribusi makanan sebagai senjata.

Ketiga, memperkuat keamanan energi dan mengurangi ketergantungan energi dari Rusia, keempat, membuka perdagangan global. Dan kelima, memberikan keuangan yang jujur dan transparan untuk membantu negara berkembang. 

"Menciptakan sistem internasional yang stabil yang akan melindungi mereka yang paling lemah akan menjadi inti dari rencana ini," pungkas Rishi. 

(FAY)

SHARE