ECONOMICS

Hadiri Internasional Geothermal Workshop 2024, PGEO Tegaskan Indonesia sebagai Raksasa Energi Hijau

Nur Ichsan Yuniarto 22/11/2024 15:45 WIB

PGEO hadir di ajang New Zealand Geothermal Workshop (NZGW) 2024 di Auckland, Selandia Baru.

Direktur Utama PGEO Julfi Hadi hadir di ajang New Zealand Geothermal Workshop (NZGW) 2024 di Auckland, Selandia Baru. (MNC Media)

IDXChannel – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE (PGEO) hadir di ajang New Zealand Geothermal Workshop (NZGW) 2024 di Auckland, Selandia Baru.

Kehadiran PGEO untuk menegaskan jika Indonesia telah menjadi raksasa energi hijau di dunia. Selain itu, untuk mengukuhkan komitmen PGEO dalam mendukung transisi energi global melalui partisipasi pada

Direktur Utama PGEO Julfi Hadi juga menjadi keynote speaker dalam acara itu. Dia membagikan wawasan strategis tentang bagaimana Indonesia, sebagai negara dengan potensi panas bumi terbesar kedua di dunia, mampu memainkan peran kunci dalam transisi energi global dan mengukuhkan posisinya sebagai raksasa energi hijau dunia.

Julfi Hadi menggarisbawahi bahwa Indonesia memiliki potensi energi panas bumi sebesar 24 GW, namun hingga saat ini, baru sekitar 10 persen yang dimanfaatkan.

"Sebagai satu-satunya energi terbarukan dengan karakteristik baseload, panas bumi memiliki peran vital untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional dalam sistem kelistrikan, mendukung pencapaian target Net Zero Emissions 2060, dan memperkuat ketahanan energi nasional," kata Julfi lewat keterangan tertulisnya, Jumat (22/11/2024).

"Sebagai negara yang terletak di kawasan cincin api, Indonesia dianugerahi sumber daya panas bumi kelas dunia yang mampu menjadi tulang punggung transisi energi. Dengan pendekatan yang lebih strategis dalam pengembangan energi panas bumi, Indonesia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi nasional, tetapi juga berkontribusi pada solusi energi hijau global,” kata Julfi Hadi.

Julfi juga menekankan posisi strategis PGE sebagai penggerak utama, atau main engine, dalam upaya mencapai swasembada energi Indonesia.

Untuk memaksimalkan potensi cadangan 3 GW yang dimiliki, PGE mengadopsi paradigma baru pengembangan panas bumi dengan pendekatan yang lebih efisien dan inovatif untuk mengurangi biaya dan risiko, sekaligus mempercepat proses dari eksplorasi hingga operasi komersial yang lebih kompetitif secara ekonomi.

Lebih lanjut, Julfi Hadi menjelaskan bahwa PGE saat ini fokus pada tiga strategi utama untuk mempercepat pengembangan kapasitas panas bumi.

Pertama, kata dia, PGE terus berinovasi dengan mengadopsi teknologi terkini seperti electrical submersible pumps (ESP), sistem power plant binary, dan sumur multilateral guna meningkatkan efisiensi operasional sekaligus mempercepat penyelesaian proyek-proyek pengembangan.

"Langkah ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target nasional kapasitas terpasang panas bumi sebesar 10,5 GW pada 2035, yang memerlukan penambahan kapasitas hingga 700-800 MW setiap tahun," katanya.

Kemudian Kedua, PGE memaksimalkan manfaat panas bumi melalui diversifikasi bisnis hijau, termasuk pengembangan pilot project hidrogen hijau di Ulubelu, Lampung, yang berpotensi memproduksi hingga 107 kg per hari untuk mendukung sektor transportasi dan industri petrokimia berkelanjutan.

Strategi ketiga, PGE memprioritaskan kolaborasi dengan mitra global sekaligus memperkuat kemampuan lokal, baik melalui transfer teknologi maupun program capacity building.

"Upaya ini mencakup pengembangan manufaktur domestik untuk peralatan utama seperti heat exchanger serta layanan operasional berbasis lokal, yang diharapkan dapat mempercepat pengembangan proyek secara efisien," katanya.

Partisipasi PGE di forum internasional ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk tidak hanya menjadi pemain utama di sektor energi terbarukan nasional tetapi juga memperluas pengaruhnya di tingkat global.

"Forum yang dihadiri para pakar dan praktisi dari berbagai negara ini menjadi wadah bagi PGE untuk memamerkan keunggulan Indonesia dalam pengelolaan panas bumi serta menjalin kemitraan strategis guna mendukung pengembangan energi hijau yang lebih luas," kata dia.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE