ECONOMICS

Hanya 24 Persen Negara dengan Kinerja PMI Manufaktur Ekspansif, Indonesia Termasuk?

Michelle Natalia 27/09/2022 07:47 WIB

Sementara itu, 32% negara performa PMI-nya mengalami perlambatan, di antaranya Amerika, Jepang, India, Malaysia, Brasil, Australia, dan Singapura.

Hanya 24 Persen Negara dengan Kinerja PMI Manufaktur Ekspansif, Indonesia Termasuk? Foto: MNC Media.

IDXChannel – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan hanya segelintir negara saja yang kinerja Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur-nya mengalami peningkatan.

Dia mengingatkan saat ini ekonomi dunia masih dibayangi ketidakpastian.  

"Bila dilihat pada negera G20 dan ASEAN-6, hanya 24% negara yang aktivitas PMI nya mengalami akselerasi dan ekspansi atau meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sejumlah negara tersebut, termasuk Indonesia, Thailand, Filipina, Rusia, Vietnam, dan Arab Saudi," ungkap Sri di Jakarta, dikutip Selasa (27/9/2022).

Sementara itu, 32% negara performa PMI-nya mengalami perlambatan, di antaranya Amerika, Jepang, India, Malaysia, Brasil, Australia, Singapura, dan Afrika Selatan.

"Dan bahkan 40% negara-negara ini, yaitu Eropa, Jerman, Italia, Inggris, Korsel, Kanada, Meksiko, Spanyol, dan Turki, sekarang PMI sudah masuk kepada level kontraksi. Artinya mayoritas melambat dan kontraktif," ungkap Sri.

Adapun kinerja perekonomian Indonesia sampai dengan Agustus 2022 semakin membaik, di mana tumbuh hingga 5,4%. 

“Indonesia sampai dengan semester 1 Tahun 2022 ini, level dari GDP kita sudah 7,1% di atas level sebelum terjadinya pandemi. Ini berarti kita sudah recover dari sisi level ekonominya. Namun, negara seperti Meksiko, Thailand, dan Jepang, GDP levelnya hari ini masih di bawah pre-pandemi level. Artinya, mereka sama sekali belum pulih," tutur Sri. 

Perbaikan kinerja ekonomi Indonesia tidak lepas dari dukungan di berbagai sektor, di antaranya kinerja ekspor yang cukup impresif, sehinga mencatatkan surplus pada neraca perdagangan mencapai USD5,76 miliar hingga Agustus 2022.  

"Ekspor sekali lagi membukukan kenaikan yang cukup impresif. Kita lihat di bulan Agustus bahkan mencapai USD 27,9 miliar. Ini tertinggi dalam sejarah kita," kata Sri Mulyani. (NIA)

SHARE