ECONOMICS

Harga Bahan Pokok hingga Januari 2022 Diprediksi Masih Meroket

Iqbal Dwi Purnama 29/12/2021 15:44 WIB

Setelah melewati bulan Januari harga cabai akan mengalami penurunan, sebab Setelah bulan tersebut para petani cabai akan memasuki musim panen.

Harga Bahan Pokok hingga Januari 2022 Diprediksi Masih Meroket (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Jelang akhir tahun, harga bahan pokok masih betah di atas jika dibandingkan dengan harga normalnya. Bahkan hingga saat ini harga kebutuhan tersebut masih cenderung mengalami peningkatan. 

Research Associate CORE Indonesia, Dwi Andreas mengatakan harga-harga bahan pokok tersebut diperkirakan akan terus naik dalam beberapa hari kedepan. Meski demikian pada awal tahun nanti harganya diperkirakan juga sudah mulai terkontraksi. 

"Terkait harga bahan pangan misalnya harga cabe merah yang harganya sempat melonjak hingga Rp100 ribu, minyak goreng melonjak cukup tinggi, kemudian telur dan daging ayam, mungkin masih akan berpotensi naik beberapa hari kedepan ini, harga ini memang sudah lebih dari batas psikologis," ujarnya dalam Core Media Duscussion, Rabu (29/12/2021). 

Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada per 29 Desember 2021, harga rata-rata nasional telur ayam ras berada diangka Rp31.900/kg. Harga tersebut naik 8,13% dibandingkan kemarin dan 27,6% dari sebulan sebelumnya. 

Selain itu beberapa harga sembako lainnya juga bergerak naik. Misalnya Harga bawang merah ukuran sedang hari ini ada di Rp 30.350/kg, naik 0,83% dari kemarin dan 11,58% dalam sebulan. 

Namun yang fenomenal tetap cabai-cabaian. Harga cabai merah besar hari ini mencapai Rp 54.800/kg. Naik 9,71% dalam sehari dan 25,4% dalam sebulan. Disusul oleh harga cabai merah keriting hari ini adalah Rp 55.050/kg. Naik 3,48% ketimbang kemarin dan 28,32% selama sebulan. 

Cabai rawit merah jadi yang paling parah kenaikan jika dilihat dalam satu bulan kebelakang mencapai 97,68%. Hari ini harga cabai berada di angka Rp98.050/kg, naik 1,71% dibandingkan kemarin. 

"Harga cabai tergolong dalam 2 iklim, kalau iklimnya seperti sekarang ini seperti LaLina atau iklim kemarau basah, saya pastikan harga cabai naik di bulan Desember dan Januari puncak-puncaknya," sambungnya. 

Menurut Dwi Andreas setelah melewati bulan Januari harga cabai akan mengalami penurunan, sebab Setelah bulan tersebut para petani cabai akan memasuki musim panen

"Paling paling penting sebetulnya adalah, tidak usah heboh lah harga cabai tinggi, yang paling penting bagaimana harga tinggi di tingkat konsumen ter transformasi dengan baik ke petani," pungkas Andreas. 

(SANDY)

SHARE