ECONOMICS

Harga BBM Masih Tinggi, Biden Sentil Perusahaan Minyak AS yang Untung Gede

Fiki Ariyanti 20/10/2022 05:57 WIB

Joe Biden menyentil para perusahaan minyak di AS agar tidak mengembalikan rekor keuntungan kepada pemegang sahamnya.

Harga BBM Masih Tinggi, Biden Sentil Perusahaan Minyak AS yang Untung Gede. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyentil, para perusahaan minyak di AS agar tidak mengembalikan rekor keuntungan kepada pemegang sahamnya, baik melalui pembelian kembali saham atau buyback yang lebih tinggi maupun dalam bentuk dividen. Sementara Rusia terus mengobarkan perang di Ukraina. 

Ini merupakan bentuk kritikan pemerintahan Biden terhadap industri energi yang melihat harga bensin masih tinggi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). 

"Pesan saya kepada perusahaan energi di Amerika adalah Anda tidak boleh menggunakan keuntungan Anda untuk membeli kembali saham atau untuk dividen," kata Biden di Gedung Putih, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (20/10/2022). 

"Tidak sekarang, tidak saat perang berkecamuk," tegasnya. 

Menurut Biden, rezeki nomplok tersebut seharusnya digunakan oleh perusahaan minyak untuk meningkatkan produksi, membantu menurunkan harga bahan bakar bagi konsumen. Dia menambahkan, harga bensin belum turun secepat harga minyak mentah. 

"Turunkan harga yang Anda tetapkan untuk pompa (SPBU) di mana mencerminkan apa yang Anda bayar untuk produk tersebut," ujarnya mengulangi pernyataan yang pernah dia katakan sebelumnya untuk menyerang industri energi. 

"Anda masih menghasilkan keuntungan yang signifikan. Pemegang saham Anda akan tetap melakukannya dengan sangat baik."

Perusahaan minyak dan rekor keuntungan mereka kerapkali menjadi target Biden di tengah melambungnya harga gas jelang pemilihan paruh waktu bulan depan yang akan menentukan apakah Demokrat mempertahankan kendali DPR dan Senat. 

Pada Juni lalu misalnya, Biden mengkritik Exxon Mobil Corp karena menghasilkan "lebih banyak uang daripada Tuhan."

Exxon, perusahaan energi raksasa AS membukukan laba bersih sebesar USD17,9 miliar pada kuartal II setelah harga minyak dan gas melonjak menyusul perang di Ukraina. Perusahaan minyak telah membukukan kenaikan terbesar pada Indeks S&P 500 tahun ini. 

Meski ada banyak uang, sebagian besar perusahaan minyak AS tetap membatasi produksi dan sejauh ini menolak seruan Biden untuk menggenjot produksi domestik lebih tinggi. Banyak investor mereka menuntut pengembalian yang lebih tinggi, dan perusahaan menghindari pengulangan siklum boom dan bust, di mana mereka menambahkan banyak pasokan, sehingga menyebabkan kelebihan. 

Biden mencatat, enam dari perusahaan minyak publik terbesar mencetak keuntungan dengan total USD70 miliar pada kuartal II-2022. Perusahaan-perusahaan yang sama, diakui Biden, menghabiskan USD20 miliar untuk membeli saham mereka, "pembelian kembali saham paling signifikan selama hampir satu dekade."

Presiden juga mengulangi tuntutan agar perusahaan minyak menurunkan biaya bensin pada kecepatan yang sama dengan penurunan harga minyak. 

Harga bensin dan minyak mentah telah turun dari puncak yang terlihat di awal musim panas, meski keduanya telah melihat kenaikan bulan ini, di mana OPEC+ meningkatkan tekanan dengan penurunan produksi yang mengejutkan. 

(FAY)

SHARE