ECONOMICS

Harga Beras di Dalam Negeri Diprediksi Masih Terus Naik, Ini Penyebabnya

Iqbal Dwi Purnama 04/09/2023 14:02 WIB

Harga beras di dalam negeri diprediksi masih akan mengalami kenaikan.

Harga Beras di Dalam Negeri Diprediksi Masih Terus Naik, Ini Penyebabnya

IDXChannel - Harga beras di dalam negeri diprediksi masih akan mengalami kenaikan. Hal tersebut seiring menipisnya stok beras

Pengamat Pangan Universitas Pertanian Bogor (IPB) Sahara mengatakan, kemarau panjang yang disebabkan El Nino paling berpengaruh terhadap penurunan produktivitas petani dalam negeri. Bahkan produksi beras sepanjang tahun ini bakal berkurang sekitar 1,5 juta ton. 

Di satu sisi, pemerintah kerap mendatang beras untuk menutup kebutuhan dalam negeri. Sedangkan negara yang menjadi langganan impor seperti India juga mulai menutup pintu ekspor, padahal India berkontribusi dalam pengadaan beras nasional sebesar 27%. 

"Kenaikan harga beras itu diduga akan tetap terjadi, mengingat India sebagai negara eksportir beras itu menurun sehingga akan terus mendorong harga beras di dunia," kata dia dalam Market Review IDXChannel, Senin (4/9/2023). 

"Di Indonesia, ada kekeringan panjang. Kedua, saya prediksi harga beras di Indonesia masih terus mengalami kenaikan," imbuh Sahara. 

Dia menilai, adanya fenomena kelangkaan beras karena produksi dan stok menipis bakal memunnculkan pihak-pihak yang melakukan penimbunan beras, yang akan menjualnya ketika harganya naik. 

Mengantisipasi hal tersebut, Sahara berharap pemerintah untuk bisa melakukan intervensi pasar. Dengan demikian, masyarakat tidak menhalami kelangkaan beras dan tidak terjadi penimbunan. 

"Penting sekali bagi pemerintah untuk mewaspadai potensi terjadinya penimbunan karena beras ini kan komoditas pokok, ketika harga meningkat, jangan sampai ada orang yang melakukan penimbunan," tutur Sahara. 

Menurutnya, konsumsi beras dalam negeri tergolong cukup besar, bahkan sekitar 82 kilogram (kg) per kapita per tahun, dengan jumlah penduduk sekitar 256 juta orang. Karena itu, pemerintah perlu menyiapkan cadangan beras yang cukup besar. 

"Konsumsi beras itu relatif tinggi, sekitar 82 kg per kapita per tahun, dengan jumlah penduduk 256 juta lebih, mau tidak mau pemerintah harus mengamankan," ucapnya. 

"Kuota impor bulog 2 juta ton beras, 1,6 juta ton sudah ada di impor, kekurangan sekitar 400 ribu ton," imbuh dia. 

(RNA)

SHARE