ECONOMICS

Harga Beras di Jepang Tembus Rp86 Ribu per Kg, Bagaimana dengan RI?

Tangguh Yudha 01/03/2025 09:09 WIB

Menurutnya, Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas pasokan dan harga beras.

Harga Beras di Jepang Tembus Rp86 Ribu per Kg, Bagaimana dengan RI? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Harga beras di Jepang mengalami kenaikan sebesar 90 persen dalam lima bulan terakhir. Tercatat saat ini harga beras di Negeri Sakura berada di level 3.892 yen atau setara dengan Rp86.156 per kilogram (kg).

Lonjakan harga ini dipicu oleh pelemahan nilai tukar yen serta dampak cuaca ekstrem yang telah melanda dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini menambah kekhawatiran akan potensi krisis beras global.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Moch Arief Cahyono menegaskan, harga beras di Indonesia dipastikan dalam kondisi aman. Artinya, tak terpengaruh dengan kondisi di Jepang.

Menurutnya, Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas pasokan dan harga beras. Saat ini, cadangan beras pemerintah (CBP) tercatat mencapai 2 juta ton dan diperkirakan akan terus bertambah seiring panen raya yang berlangsung di berbagai daerah.

“Pemerintah terus memastikan ketersediaan beras nasional tetap aman, terutama di tengah berbagai tantangan global seperti perubahan iklim. Kami terus mendorong peningkatan produksi dalam negeri guna menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Arief dalam keterangannya, dikutip pada Sabtu (1/3/2025).

Arief menerangkan, sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan swasembada pangan sebagai salah satu prioritas nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman juga telah mewaspadai potensi krisis pangan global sejak lama. Oleh karena itu, berbagai strategi terus dijalankan untuk meningkatkan kapasitas produksi beras nasional, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi pertanian.

“Sejumlah langkah konkret telah dilakukan, termasuk penyediaan pompa air saat El Nino melanda tahun lalu, penyederhanaan distribusi pupuk bersubsidi, serta bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan benih unggul untuk petani,” kata dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada periode Januari-Maret 2025 diperkirakan mengalami peningkatan signifikan.

Potensi produksi diperkirakan mencapai 8,67 juta ton, meningkat 52,32 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang tercatat sebesar 5,69 juta ton.

Di sisi harga, pemerintah juga terus menjaga keseimbangan antara petani dan konsumen. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah ditetapkan sebesar Rp6.500 per kg, sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebesar Rp12.500 per kg.

“Melalui kebijakan ini, diharapkan petani tetap memperoleh keuntungan yang layak, sementara masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga yang stabil dan terjangkau,” ujar Arief.

(Dhera Arizona)

SHARE