ECONOMICS

Harga Beras Dunia Diramal Tetap Tinggi hingga 2024

Wahyu Dwi Anggoro 27/12/2023 06:00 WIB

Harga pangan yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong peningkatan produksi. Namun, konsumen akan tetap menghadapi suplai yang ketat hingga 2024

Harga Beras Dunia Diramal Tetap Tinggi hingga 2024. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga pangan yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong peningkatan produksi. Namun, konsumen akan tetap menghadapi suplai yang ketat hingga 2024.

Dilansir dari Reuters pada Selasa (26/12/2023), ketatnya pasokan biji-bijian disebabkan dampak fenomena cuaca El Nino, kebijakan pembatasan ekspor oleh negara produsen utama, dan peningkatan produksi bahan bakar nabati.

Fenomena cuaca El Nino, yang telah menyebabkan kekeringan di sebagian besar wilayah Asia, diperkirakan akan terus berlanjut hingga paruh pertama 2024. Ini membahayakan pasokan beras, gandum, minyak kelapa sawit, dan produk pertanian lainnya.

Para pedagang dan pejabat memperkirakan produksi beras Asia pada paruh pertama 2024 akan turun. Curah hujan yang lebih rendah dan menyusutnya waduk mengancam hasil panen.

Pasokan beras dunia ketat sepanjang tahun ini karena fenomena cuaca El Nino memangkas produksi. Akibatnya, India yang merupakan eksportir beras terbesar di dunia terpaksa membatasi pengiriman.

Harga beras naik ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir pada 2023. Harga di beberapa pusat ekspor naik hingga 40%-45%.

"Pasokan biji-bijian membaik pada 2023 karena panen yang lebih besar di beberapa negara produsen utama. Namun, kita belum benar-benar terbebas dari ancaman," ujar Ole Houe, direktur layanan konsultasi di pialang pertanian IKON Commodities Sydney.

"Kami memperkirakan El Nino akan berlangsung hingga setidaknya April-Mei," jelasnya.

Panen gandum di Australia dan India juga terancam turun tahun depan. Negara importir seperti China dan Indonesia harus mencari sumber alternatif seperti Amerika Utara, Eropa, dan wilayah Laut Hitam.

"Situasi pasokan gandum pada periode panen 2023/24 kemungkinan akan lebih buruk dibandingkan dengan musim lalu," tulis Commerzbank dalam sebuah catatan.

"Ini karena ekspor dari negara produsen utama kemungkinan akan jauh lebih rendah," lanjut bank tersebut.

Produksi minyak kelapa sawit global juga kemungkinan besar akan turun tahun depan akibat El Nino. Penurunan produksi ini terjadi di tengah ekspektasi permintaan yang lebih tinggi untuk produksi bahan bakar nabati dan minyak goreng berbasis minyak sawit.

"Kami melihat lebih banyak risiko kenaikan harga daripada penurunan," ujar CoBank, pemberi pinjaman terkemuka untuk sektor pertanian AS. (WHY)

SHARE