Harga Beras Kian Menggila Meski Banjir Impor di Awal 2024
Harga beras terus mengalami kenaikan signifikan sepanjang pekan. Harga beras setidaknya terus mengalami kenaikan hampir setiap harinya.
IDXChannel - Harga beras terus mengalami kenaikan signifikan sepanjang pekan. Harga beras setidaknya terus mengalami kenaikan hampir setiap harinya.
Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia melalui laman resmi foodstation.id Minggu (18/2/2024), harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) terus mengalami kenaiakan. Hingga saat ini harga beras tertinggi bahkan ada yang menyentuh Rp19.000 per kilogram (kg) untuk beras jenis Cianjur Kepala.
Misalnya, jenis beras Cianjur Kepala pada perdagangan Minggu (11/2/2024) memiliki harga Rp18.414 per kg. Harga tersebut terus mengalami peningkatan setiap harinya, hingga saat ini Minggu (18/2/2024), harga beras tersebut sudah berada di Rp19.100 per kg.
Kemudian untuk harga beras jenis Cianjur Slyp di Pasar Induk Cipinang, saat ini harganya sudah tembus Rp17.344 per kg atau naik dari harga seminggu sebelumnya yaitu Rp16.811 per kg.
Selanjutnya, untuk beras jenis Setra Ramos juga mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan, pada 11 Februari 2024, harga beras tersebut Rp15.743 per kg, kemudian posisi harga beras tersebut per 17 Februari 2024 sudah mencapai Rp16.171 per kg.
Sementara berdasarkan data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang diakses pada hari yang sama pukul 12.30 WIB, beras premium diperdagangkan di level Rp16.030 per kg, sementara beras medium diperdagangkan di level Rp14.010 per kg.
Impor Menggila
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia melakukan impor beras sebanyak 443,91 ribu ton per Januari 2024. Volume impor beras ini bahkan sudah melampaui volume impor tahunan saat pandemi Covid-19 sepanjang 2020, 2021, dan 2022. Tahun lalu, impor beras tembus 3,06 juta ton, tertinggi sejak 2014. (Lihat grafik di bawah ini.)
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mencatat, impor beras Januari 2024 juga hampir dua kali lipat lebih banyak dibanding Januari 2023 yang volumenya 243,66 ribu ton.
Dalam satu terakhir, ada kecenderungan terjadi lonjakan impor beras pada tahun-tahun menjelang Pemilu, yakni pada 2018 dan 2023.
Beras impor pada Januari 2024 paling banyak didatangkan dari Thailand, yakni 237 ribu ton dengan nilai USD153 juta.
Kemudian ada pasokan beras dari Pakistan 129 ribu ton yang nilainya USD79,3 juta, serta dari Myanmar 41,6 ribu ton dengan nilai USD23,98 juta.
Sementara volume impor beras gabungan dari negara-negara lainnya hanya sekitar 35,4 ribu ton dengan nilai USD22,92 juta.
Amalia pun menilai pola kenaikan atau penurunan volume impor beras nasional sulit dipetakan.
"Impor beras ini tergantung kepada kebijakan, sehingga pola-pola impornya tidak ada yang bisa kami ketahui secara pasti, karena tergantung dari kebijakan impor yang ditetapkan pemerintah," kata Amalia dalam konferensi pers, Kamis (15/2/2024).
Meski demikian, menurut Amalia beras impor ini tidak langsung dilepas ke pasar, tapi mengikuti kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
"Impor beras ini tergantung kepada kebijakan, sehingga pola-pola impornya tidak ada yang bisa kami ketahui secara pasti, karena tergantung dari kebijakan impor yang ditetapkan,” kata Amalia dalam konferensi pers, Kamis (15/2/2024).
(YNA)