Harga Beras Melonjak di Tengah Peningkatan Produksi, Ini Penjelasan BPS
Kenaikan harga beras yang signifikan pada Juni 2025 menjadi salah satu penyumbang utama inflasi nasional, baik secara bulanan maupun tahunan.
IDXChannel - Kenaikan harga beras yang signifikan pada Juni 2025 menjadi salah satu penyumbang utama inflasi nasional, baik secara bulanan maupun tahunan. Fenomena ini menarik perhatian, mengingat kenaikan harga terjadi di tengah perkiraan produksi padi yang melimpah pada periode Juni-Agustus 2025.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, memberikan penjelasan terkait fenomena ini.
"Jadi peningkatan produksi padi atau beras juga harus dibarengi dengan distribusi yang seimbang antara supply-demand, dan harga beras biasanya juga akan mengikuti mekanisme tersebut. Begitu juga dengan respons pasar serta juga perilaku para pelaku usaha perberasannya," kata Pudji dalam Rilis BPS di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
BPS memperkirakan produksi padi pada periode Juni-Agustus 2025 mencapai 14,03 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), naik 13,94 persen dibanding periode yang sama 2024.
Meskipun pada Mei 2025 produksi padi diperkirakan turun 22,74 persen dibanding Mei tahun sebelumnya (mencapai 4,98 juta ton GKG), proyeksi keseluruhan periode Januari-Agustus 2025 tetap menunjukkan peningkatan signifikan, mencapai 43,34 juta ton GKG, naik 14,11 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada Juni 2025, inflasi tercatat sebesar 0,19 persen month-to-month (mtm) setelah sebelumnya terjadi deflasi 0,37 persen pada Mei. Secara tahunan, inflasi Juni mencapai 1,87 persen year-on-year (yoy), lebih tinggi dari perkiraan konsensus 1,80 persen dan meningkat dari 1,60 persen pada Mei. Komoditas beras menjadi penyumbang dominan dalam lonjakan inflasi ini.
"Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada Juni 2025, antara lain: beras, ikan segar, kopi bubuk, minyak goreng, kelapa, tomat, santan jadi. Sementara dalam hitungan bulanan, andil terbesar adalah dari beras, cabai rawit, bawang merah, tomat dan telur ayam ras," kata Pudji.
Berdasarkan data BPS, rata-rata harga beras di penggilingan pada Juni 2025 mengalami kenaikan. Beras kualitas premium tercatat Rp13.268 per kilogram, naik 2,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Beras kualitas medium mencapai Rp12.869 per kilogram (naik 2,33 persen), sementara beras kualitas submedium seharga Rp12.675 per kilogram (naik 1,25 persen). Beras pecah di penggilingan juga naik 2,71 persen menjadi Rp13.333 per kilogram.
Secara tahunan, kenaikan harga beras di penggilingan lebih signifikan.
"Dibandingkan dengan Juni 2024, rata-rata harga beras di penggilingan pada Juni 2025 untuk kualitas premium, medium, submedium dan pecah masing-masing naik sebesar 2,84 persen, lalu 4,51 persen, 4,66 persen dan 10,44 persen," kata Pudji.
Di tingkat grosir, harga beras mengalami inflasi sebesar 1,78 persen secara bulanan dan 4,16 persen secara tahunan. Sementara di tingkat eceran, inflasi tercatat 1 persen month-to-month dan 3,38 persen year-on-year.
"Harga beras yang kami sampaikan adalah rata-rata harga beras mencakup berbagai kualitas dan di seluruh wilayah Indonesia," ucap Pudji.
(NIA DEVIYANA)