Harga Beras Meroket Bisa Picu Kenaikan Inflasi Lanjutan, Bakal Sampai Kapan?
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kenaikan sebagian harga di dalam negeri pada Februari 2024.
IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kenaikan sebagian harga di dalam negeri pada Februari 2024.
Hal ini terlihat dari inflasi yang mencapai 0,37 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).
Secara year on year (yoy), inflasi pada Februari 2024 sebesar 2,75 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau Februari 2023. (Lihat grafik di bawah ini.)
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah melaporkan, secara umum inflasi pada Februari 2024 lalu dikontribusikan oleh adanya inflasi di sektor makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 1,00 persen dan memberikan andil inflasi pada Februari lalu sebesar 0,29 persen.
Bisa Picu Kenaikan Inflasi Lanjutan
Menurut BPS, tingginya inflasi pada di sektor makanan ini disumbangkan oleh naiknya harga beras hingga cabai dan komoditas bahan pangan lain yang terjadi beberapa waktu ke belakang.
Kenaikan angka inflasi ini sebelumnya juga sudah diprediksi oleh Bank Indonesia (BI) di tengah mahalnya harga komoditas pangan. Dalam pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari, BI menyatakan bahwa kenaikan harga beras yang melonjak dapat berkontribusi pada tingkat inflasi di Tanah Air.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Gubernur BI, Aida S Budiman yang mengatakan inflasi beras pada Januari 2024 berdampak 0,64 persen terhadap kenaikan secara month to month dan menjadi penyebab tingginya inflasi volatile foods.
Kondisi ini bisa membuat inflasi kembali terkerek pada Maret 2024 nanti. Terlebih, harga beras kini berada di level tertinggi sepanjang sejarah, bahkan melebihi harga pada krisis 1998.
Kenaikan harga beras menjadi kontributor utama sebagai penyumbang inflasi Februari 2024 di sektor makan, kenaikan harga beras memberikan andil inflasi sebesar 0,21 persen, disusul komoditas cabai yang memberikan andil inflasi sebesar 0,9 persen.
Selain itu, bahan pangan lain seperti telur ayam ras juga memberikan andil inflasi sebesar 0,3 persen, hal ini juga diikuti oleh naiknya harga daging ayam ras dan memberikan andil inflasi sebesar 0,02 persen.
"Secara year on year terjadi inflasi sebesar 2,75 persen dan secara tahun kalender inflasi 0,41 persen. Inflasi bulanan Februari ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu," ujar Habibullah dalam rilis BPS Maret, Jumat (1/3/2024).
Harga beras kini masih menjadi momok pengeluaran masyarakat karena harganya yang masih tinggi. (Lihat grafik di bawah ini.)
Jika dibandingkan, komoditas beras juga mengalami inflasi sebesar 0,64 persen pada Januari 2024, dengan andil terhadap inflasi utama sebesar 0,03 persen.
Terlebih, harga bahan pangan selalu menunjukkan tren kenaikan setiap menjelang momen penting seperti Ramadhan. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, mendekati bulan puasa 2023, bahan pokok yang harganya naik paling tinggi adalah cabai rawit merah.
Saat itu, sepekan menjelang Ramadan, yakni 17 Maret 2023, harga cabai rawit merah sudah naik 37,45 persen menjadi Rp72.300 per kg yang awalnya masih Rp52.600 per kg di awal Maret 2023 berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan.
Selain bahan makanan, minuman, dan tembakau, inflasi Februari juga dikontribusikan dari sektor perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen dan memberikan andil inflasi pada bulan Februari sebesar 0,01 persen.
Selanjutnya sebaran inflasi menurut sebaran wilayah, setidaknya ada 26 dari 38 Provinsi mengalami inflasi, sedangkan 12 lainya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat 1,17 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku 1,19 persen. (ADF)