Harga Beras Naik Bikin Inflasi Pangan Asia Kian Nyata
Tren harga beras di Asia melonjak ke level tertinggi dalam hampir 12 tahun. Indeks Harga Beras untuk bulan Juli naik 2,8% menjadi 129,7 poin.
IDXChannel - Tren harga beras di Asia melonjak ke level tertinggi dalam hampir 12 tahun. Indeks Harga Beras untuk bulan Juli naik 2,8% menjadi 129,7 poin.
Angka tersebut naik 19,7% dibandingkan tahun lalu, dan merupakan nilai tertinggi sejak September 2011, menurut data dari FAO.
Kenaikan harga beras paling tajam datang dari Thailand. Menurut FAO, kenaikan ini setelah India memberlakukan larangan ekspor beras dan kondisi cuaca buruk yang menyebabkan gagal panen dan penurunan produksi.
“Harga beras global sangat mengkhawatirkan. Yang jelas adalah volatilitas harga pangan akan terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang,” kata Qingfeng Zhang, direktur senior Bank Pembangunan Asia dikutip CNBC International, Selasa (22/8/2023).
Adapun inflasi pangan relatif terkendali di Asia sepanjang tahun ini kecuali di India. Namun berbagai faktor memicu kekhawatiran tentang ketatnya pasokan beras dan bisa mendorong kembali kenaikan harga komoditas pangan lainnya di Asia.
Diantaranya adanya perubahan iklim ekstrem akibat pemanasan global, risiko dampak El Niño untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun, penarikan diri Rusia dari inisiatif Black Sea Grain Initiatives, dan kebijakan proteksionisme pangan dalam bentuk pembatasan perdagangan.
Pemain Pemasok Beras Asia
Kondisi kering akibat El Niño ke sebagian besar wilayah Asia akhir tahun ini akan berdampak pada tanaman padi.
Thailand sebagai eksportir beras terbesar kedua di dunia sudah mendorong para petaninya untuk mengurangi jumlah tanam dalam upaya menghemat air.
Di Tanah Air, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, sebanyak 1,6 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) sudah diamankan.
Pemerintah mengklaim, stok ini dipersiapkan untuk penyaluran bantuan pangan dan stabilisasi harga beras.
Menurutnya, stok pemerintah akan terus bertambah seiring penyerapan gabah/beras yang terus dilakukan oleh Perum Bulog.
"Stok beras di Bulog ada dan cukup untuk bantuan pangan dan stabilisasi harga. Jumlah beras sudah diamankan sesuai arahan presiden dalam ratas (rapat terbatas) sebelumnya," kata Arief, Selasa (22/8/2023).
Mengutip Bapanas, harga rata-rata nasional beras dalam negeri masih melanjutkan kenaikan 0,15 persen di level Rp13.800 per kg untuk jenis beras premium dan naik 0,33 persen di level Rp12.150 per kg untuk beras medium pada Rabu (23/8) pukul 16.00 WIB. (Lihat gambar di bawah ini.)
Namun, Indonesia adalah negara yang hobi mengimpor beras. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengimpor beras sebanyak 429.207 ton sepanjang 2022, meningkat 5 persen dibanding tahun sebelumnya.
Erica Tay, ekonom Maybank mengatakan beberapa negara seperti Thailand, Vietnam, Myanmar dan Kamboja adalah eksportir utama beras di kawasan Asia.
Sementara China merupakan pasar beras terbesar di dunia dan hanya mengimpor 1% dari kebutuhan berasnya dari Vietnam dan Myanmar.
Untuk itu, China diproyeksi sedikit terdampak oleh kekurangan pasokan beras dari India.
Pasokan beras di China berada di bawah ancaman setelah tingkat siaga banjir dinaikkan untuk tiga provinsi, yang biasanya menyumbang hampir seperempat produksi beras negara itu.
Meski demikian, China memiliki persediaan beras yang jumlahnya minimal delapan bulan dari kebutuhan tahunannya.
Namun berbeda kondisi dengan Indonesia di mana pada 2022 India menjadi negara asal impor beras terbesar, diikuti Pakistan, Vietnam, Thailand, dan Myanmar. Keputusan penghentian ekpor beras India bisa berdampak pada impor beras RI.
Total pemerintah Indonesia telah mengimpor sebanyak 1,17 juta ton beras pada periode Januari-Juli 2023 dari dua negara produsen utama beras, Vietnam dan Thailand dengan nilai USD627,2 juta.
Mereka yang Terdampak
Tidak termasuk Australia, India, dan Thailand, sebagian besar negara di Asia-Pasifik adalah importir makanan bersih. Singapura dan Hong Kong bergantung 100% pada impor untuk kebutuhan konsumsi beras mereka.
Sementara di Indonesia, masyarakat miskin masih bergantung pada program bantuan beras pemerintah.
Riset Nomura mengatakan inflasi pangan bisa membuat ekonomi Asia-Pasifik sangat terekspos terhadap kenaikan harga pangan global.
Penundaan ini kemungkinan besar disebabkan oleh langkah-langkah pemerintah, seperti pengendalian harga dan subsidi, yang akan digunakan untuk meredam dampak kenaikan harga pangan di pasar domestik. Namun hal ini kemungkinan besar juga akan memperparah tekanan harga pangan global.
“Lambatnya berbeda di setiap negara tetapi, rata-rata, kami menemukan jeda enam bulan antara inflasi harga pangan global dan inflasi pangan CPI di Asia,” tulis ekonom Nomura
Sonal Varma dan Si Ying Toh dalam sebuah catatan tertanggal 11 Agustus. bahwa kelambatan ini dapat berkisar dari tiga bulan di Indonesia hingga sembilan bulan di Korea Selatan.
Artinya, setiap lonjakan harga pangan hanya akan menyebabkan inflasi pangan menjelang akhir tahun ini atau awal 2024.
Nomura mengidentifikasi Filipina sebagai negara yang “paling rentan” terhadap lonjakan harga pangan, beras menjadi infikator inflasi harga konsumen di mana harga beras saja menyumbang 8,9% inflasi.
“Rumah tangga berpenghasilan juga akan menjadi yang paling terpukul, dari adanya inflasi pangan Asia, “kata Paul Hughes, kepala ekonom pertanian dan direktur penelitian S&P Global.
Hughes menambahkan, rumah tangga ini cenderung membelanjakan sebagian besar pendapatan mereka untuk makanan. Ketika harga naik, mereka tidak punya pilihan selain mengurangi pengeluaran lain untuk membeli makanan.
Berkaca pada puncak krisis harga pangan 2010-2012, Bank Pembangunan Asia memperkirakan terjadi kenaikan harga pangan internasional 30% pada tahun 2011.
Sedangkan inflasi beras di negara berkembang Asia mencapai 10%, dan mengurangi 0,6 poin persentase dari produk domestik bruto (PDB) negara.
Harga pangan yang lebih tinggi dapat mengikis daya beli. Adapun ADB memperkirakan kenaikan harga pangan domestik 10%di Asia menyebabkan 64,4 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan jika mengacu pada standar garis kemiskinan USD1,25 per hari. Tingkat kemiskinan dari 27% menjadi 29% pada periode 2010-2012. (ADF)