ECONOMICS

Harga Cabai di Pasaran Tinggi, Petani di Lembang Bukan Untung malah Buntung

Kontributor MPI 05/11/2023 20:09 WIB

Petani cabai di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, tidak meraup untung saat harga cabai meroket tinggi di pasaran.

Tanaman Cabai Milik Petani Asal Lembang, Bandung Barat yang Gagal Dipanen. (Foto: Ferry Bangkit Rizki)
<p>IDXChannel - Petani cabai di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar) tidak meraup untung saat harga cabai meroket tinggi di pasaran. Mereka malah buntung lantaran mengalami gagal panen.

Hasil buruk itu di antaranya dialami para petani di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya Lembang. Tanaman cabai rawit para petani diserang hama patek yang membuat pertumbuhannya tidak normal seperti kerdil, daun kriting dan menguning hingga membusuk.

Salah seorang petani bernama Gunawan (47) mengatakan, serangan hama patek itu diperparah dengan kemarau panjang yang membuat tanaman cabai kekurangan air. Hasil panen pun jauh dari kata memuaskan.

"Di musim kemarau ini biasanya tanaman kekurangan air ditambah serangan hama, terutama patek yang sulit dikendalikan," tutur Gunawan, Minggu (5/11/2023).

Gunawan mengaku hasil panennya kali ini merosot jauh dibandingkan biasanya. Saat sedang normal, dia bisa memanen cabai hingga 1 kuintal dari 2 ribu pohon yang ditanam. Namun sekarang hasil panennya menyusut hingga 50 persen lebih atau hanya sekitar 20 kilogram.

"Artinya kalau petani bukannya untung dengan mahalnya cabe di pasaran, yang ada malah rugi," ucap dia.

Buruknya hasil panen yang dialami berdampak terhadap harga yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan sehingga berimbas mahalnya harga di pasar tradisional.

Saat ini rata-rata petani menjual cabai rawit Rp70 ribu per kilogramnya.

"Bagi sebagian petani tidak serta merta bahagia dengan mahalnya harga cabai, tidak seperti yang dibayangkan konsumen. Lihat kondisi lapangan, mengapa jadi mahal karena stok dari kebunnya juga berkurang," katanya.

Sementara itu petani lainnya, Siti (49) mencoba mempertahankan tanaman cabai dengan mengeluarkan biaya lebih untuk membeli insektisida dan pestisida. Namun hasilnya tetap tidak maksimal.

"Tanaman kekurangan air. Sangat berpengaruh sehingga buahnya enggak terlalu lebat, hasil panennya tidak banyak," kata Siti.

Musim kemarau juga mempengaruhi hasil panen tomat di wilayah ini. Selain busuk, harga tomat turun hingga Rp 2 ribu perkilogram. Justru saat ini, harga burkoli dari petani melonjak hingga dihargai Rp18 ribu perkilogram.

"Harga tomat sedang turun, yang sekarang sedang mahal cabai rawit dan burkoli," kata Siti.

Penulis: Ferry Bangkit Rizki

(NIY)

SHARE