Harga CPO Naik Pekan Ini, Dipicu Harapan Kenaikan Permintaan
Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat pada Jumat (8/8/2025), didorong ekspektasi pasar akan peningkatan permintaan dari negara-negara utama pada Agustus.
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (CPO) menguat pada Jumat (8/8/2025), didorong ekspektasi pasar akan peningkatan permintaan dari negara-negara utama pada Agustus, sehingga memutus tren pelemahan dua pekan beruntun.
Kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Oktober di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup menguat 0,31 persen ke MYR4.254 per ton pada Jumat. Dalam sepekan, harga tercatat naik 0,21 persen.
“Beberapa permintaan tampaknya mulai kembali pada Agustus, baik untuk produk minyak sawit mentah maupun yang telah diolah,” ujar Direktur di perusahaan pialang Pelindung Bestari, Paramalingam Supramaniam, dikutip Reuters.
“Secara keseluruhan, saya percaya permintaan di Agustus akan sedikit lebih tinggi dibanding Juli,” imbuh Supramaniam.
Survei kargo diperkirakan merilis estimasi ekspor periode 1–10 Agustus pada Senin pekan depan.
Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif turun 0,12 persen, sementara kontrak minyak sawitnya naik 0,65 persen. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga terkoreksi 0,15 persen.
Harga minyak sawit global cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati lainnya, mengingat persaingan yang ketat untuk merebut pangsa pasar global.
Sementara itu, harga minyak mentah mencatatkan penurunan mingguan terbesar sejak akhir Juni, yakni sebesar 5 persen, di tengah kekhawatiran investor terhadap dampak ekonomi global dari tarif baru yang berlaku sejak Kamis.
Harga minyak mentah yang lebih lemah membuat minyak sawit menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.
Ringgit Malaysia, mata uang utama dalam perdagangan minyak sawit, terdepresiasi 0,07 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS), sehingga membuat komoditas ini menjadi sedikit lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Di Indonesia, produsen minyak sawit terbesar dunia, konsumsi biodiesel tetap tinggi, ditopang oleh kebijakan pencampuran 50 persen yang berlaku.
Namun, potensi kenaikan harga tertahan oleh kekhawatiran atas peningkatan pasokan, karena produksi biasanya mencapai puncaknya pada Oktober. Sebuah asosiasi industri menyatakan bahwa produksi minyak sawit mentah naik 9,0 persen secara bulanan pada Juli.
Pelaku pasar juga berhati-hati menjelang rilis data bulanan dari Malaysian Palm Oil Board pekan depan.
Menurut proyeksi Reuters, stok minyak sawit Malaysia pada Juli diperkirakan naik untuk bulan kelima berturut-turut dan mendekati level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Sementara itu, ekspor diperkirakan tumbuh 3,2 persen, namun tetap tertekan oleh persaingan ketat dari harga diskon yang ditawarkan oleh Indonesia. (Aldo Fernando)