ECONOMICS

Harga Ekspor Moncer Tahun Depan, Mentan Ajak Masyarakat Tanam Jagung

Iqbal Dwi Purnama 31/12/2021 16:13 WIB

Menurutnya jagung memiliki harga yang bagus di pasar ekspor tahun depan.

Harga Ekspor Moncer Tahun Depan, Mentan Ajak Masyarakat Tanam Jagung (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan komoditas jagung cukup prospektif untuk dipanen tahun depan. Bahkan Syahrul mengajak masyarakat untuk ikut menanam Komoditas tersebut. 

Menurutnya jagung memiliki harga yang bagus di pasar ekspor tahun depan. Hal tersebut disebabkan salah satunya oleh isu krisis iklim yang tengah melanda banyak negara di belahan dunia. 

"Saya meminta menanam jagung karena jagung harganya akan mahal, karena perubahan iklim harga semua akan naik semua naik harga akan naik di dunia, kontainer regular ship nya tidak main dengan baik," ujar Mentan dalam sambutan saat melepas Ekspor Penutup Tahun 2021, Jumat (31/12/2021). 

Mentan mengatakan komoditas jagung akan cukup menguntungkan jika ditanam mulai sekarang. Sehingga tahun depan dapat di panen dan langsung di ekspor. "Menanam jagung saja misal 100 hektar, sudah enak itu, satu hektar itu paling bersih 14 juta, sudah itu petani makan nasi padang," lanjut Mentan. 

Selain itu, Mentan SYL juga menyinggung beberapa komoditas ekspor lain seperti Porang dan Walet. Menurutnya kedua komoditas tersebut juga cukup prospektif di tahun depan.  

Menurutnya Indonesia sebagai salah satu penghasil Porang seharusnya dapat mengolah komoditi tersebut sehingga dapat menjadi menyaingi beras sirataki yang hingga saat ini masih impor dan memiliki harga yang cukup tinggi. 

"Walet baru 2 tahun saya tangani, Porang baru 2 tahun kita tangani, beras sirataki yang kita impor dan kita beli dengan harga Rp200 ribu, kenapa kita tidak buat sendiri," tutur Mentan. 

Mentan SYL menambahkan beberapa negara yang diterpa perubahan iklim yang cukup ekstrem sangat terganggu dari sektor pertanian. Hal ini menurut Mentan SYL menjadi peluang Indonesia menjual komoditi. Indonesia sebagai negara yang hanya memiliki 2 musim cukup potensial untuk mengembangkan tanaman tersebut.  

Meskipun tetap harus pergerakannya harus tetap di kontrol, jangan sampai masa-masa seperti ini justru akan menjadi bumerang sendiri untuk pasar dalam negeri ketika suatu komoditas menjadi langka dan memiliki harga yang tinggi. 

"Cuaca lagi ekstrem seluruh dunia, apalagi daerah sub tropis 4 musim itu, kacau mereka dengan pertanian, ini kesepatan sesuai perintah presiden, kita harus ekspor, Mudah-mudahan ini akan mengenergi seluruh Indonesia, untuk melakukan ekspor," pungkasnya.

(SANDY)

SHARE