Harga Emas Dunia Masih Menguat, Naik Hampir 8 Persen Sebulan
Harga emas terus melambung dan berada di level tertinggi sepanjang masa. Pada perdagangan awal pekan, Senin (11/3/2024) pukul 11.27 WIB.
IDXChannel - Harga emas terus melambung dan berada di level tertinggi sepanjang masa. Pada perdagangan awal pekan, Senin (11/3/2024) pukul 11.27 WIB, harga emas berada di level USD2.180 per troy ons, menguat 0,15 persen.
Emas masih berada di level terkuat dalam sepekan terakhir di mana secara mingguan sudah menguat 3,11 persen.
Secara bulanan, harga emas sudah menguat 7,97 persen. Sebelumnya, harga emas di pasar spot jelang akhir pekan, Jumat (8/3) pukul 10.34 WIB, berada di level USD2.156 per troy ons.
Lihat grafik di bawah ini:
Harga emas masih berada dalam tren bullish imbas ekspektasi pasar soal penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Selain itu, emas kini kembali melayang mendekati rekor tertinggi pada hari ini setelah laporan pekerjaan terbaru memperkuat pandangan bahwa penurunan suku bunga mungkin terjadi pada bulan Juni.
Angka penggajian di AS bulan Februari berada di atas perkiraan, namun kenaikan lapangan kerja pada bulan Januari dan Desember direvisi jauh lebih rendah dan tingkat pengangguran naik ke level tertinggi dalam dua tahun sebesar 3,9 persen.
Selain itu, pertumbuhan upah melambat lebih dari yang diperkirakan, yang mengindikasikan melemahnya pasar tenaga kerja. Para investor saat ini melihat peluang hampir 60 persen penurunan suku bunga sebesar 25bps oleh The Fed pada bulan Juni.
Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell dan beberapa anggota Bank Sentral Eropa alias ECB mengisyaratkan bahwa pelonggaran moneter kemungkinan akan dimulai tahun ini. Sikap ini meningkatkan daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.
Pada pekan lalu, Powell berpidato di hadapan kongres memberi gambaran pasar arah suku bunga ke depan pada Kamis (7/3/2024).
Melansir Bloomberg, berikut adalah beberapa poin penting dari pidato Powell di hadapan Komite Perbankan.
Pertama, Powell menegaskan kembali bahwa kemungkinan besar The Fed akan menurunkan suku bunganya di 2024.
“Kami menunggu untuk menjadi lebih yakin bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan sebesar 2 persen. Ketika kita benar-benar mendapatkan kepercayaan diri tersebut–dan kita tidak jauh dari itu – akan lebih tepat jika kita mulai mengurangi tingkat pembatasan,” ujar Powell.
Dia juga mengatakan The Fed sangat menyadari risiko terlambatnya pemotongan suku bunga.
Powell juga menghadapi gelombang pertanyaan lain mengenai proposal untuk meningkatkan kebutuhan modal bank.
Powell juga mengatakan bank sentral tidak akan ragu untuk meninggalkan rancangan peraturan tertentu atau bahkan seluruh proposal yang diajukan tahun lalu.
Dia memperkirakan seperangkat aturan final akan dirilis tahun ini.
Powell juga mengatakan bahwa The Fed sedang mempertimbangkan pendekatan inovatif terkait aturan likuiditas–setelah eksodus mendadak basis simpanan beberapa bank selama krisis perbankan pada Maret 2023.
Sementara mengenai masalah real estat komersial, The Fed sedang berbicara dengan bank untuk memastikan mereka mampu mengatasi potensi kerugian.
Dia juga mendukung pendapat Menteri Keuangan Janet Yellen bahwa akan ada beberapa kegagalan namun situasinya akan dapat dikendalikan.
Ketua The Fed juga mengatakan bahwa versi digital dolar masih jauh dari harapan, dan meyakinkan anggota parlemen bahwa tidak mungkin The Fed akan mematuhi struktur yang akan memberikan visibilitas kepada bank sentral mengenai apa yang dilakukan individu dengan uang mereka.
(SLF)