Harga Minyak Mentah Dunia Menguat Usai Terdongkrak Golden Week China
Libur selama seminggu akan membuat masyarakat pelesiran hingga akan meningkatnya permintaan bahan bakar.
IDXChannel - Warga China akan memasuki Golden Week pada awal bulan Mei mendatang. Libur selama seminggu akan membuat masyarakat pelesiran hingga akan meningkatnya permintaan bahan bakar.
Pada tahun 2019 sekitar 170 juta warga China melakukan perjalanan liburan ke luar negeri. Tahun lalu angkanya mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi kurang dari 9 juta, saat China masih menerapkan kebijakan lockdown.
Menurut JP Morgan Chase & Co, pada tahun ini kebijakan tersebut sudah dicabut dan nantinya diperkirakan akan semakin banyak warga China yang akan bepergian. Hal tersebut akan menjadi pendongkrak permintaan bahan bakar, terutama bahan bakar pesawat terbang.
Adanya berita yang cukup mengembirakan, yaitu pencairan tiket ke luar negeri selama libur Golden Week sudah mengalami peningkatan 120% dibandingkan dengan tahun 2019. Pada bulan 18 April pemesanan sudah mencapai 10 kali lipat.
Permintaan bahan bakar pesawat untuk penerbangan domestik di China sudah mengalami peningkatan yang dimana permintaannya hampir pulih. Disisi lain permintaan bahan bakar untuk penerbangan internasional sudah mencapai angka 70% dari sebelum masa pandemi Covid-19.
Ada kemungkinan bahwa Golden Week akan menjadi pertanda pulihnya permintaan bahan bakar minyak China yang hampir 100%. Pasar minyak dunia diwarnai oleh tarik-menarik dua sentimen tahun pada tahun ini. Negara-negara maju akan terncam mengalami resesi dan juga reopening di China akan menjadi pendongkrak permintaan energi setelah dua tahun lalu tidak ada kemajuan.
Adapun minyak mentah Brent ditutup naik $1,07, atau 1,3% pada $82,73 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik sekitar 89 sen atau 1,1% pada $78,76.
Jika Golden Week berhasil meningkatkan perjalanan masyarakat, maka akan menjadi sinyal bahwa permintaan sudah kembali membaik dan menjadi sentiment yang positif bagi harga minyak.
Akan tetapi jika nantinya pelancong atau turis tidak seberapa, maka hal tersebut akan menjadi bukti bahwa reopening China belum berdampak banyak terhadap komoditas pasar.
Pada saat ini data ekonomi terkini menunjukan perbaikan, dan penjualan ritel meningkat pada bulan Maret seiring nantinya konsumen kembali berbelanja. Diprediksi Golden Week akan membuat permintaan semakin melonjak tinggi terutama pada bidang pariwisata.
Saat perjalanan domestik mengalami peningkatan, disisi lain penerbangan internasional masih belum ada kemajuan karena terbatasnya armada pesawat, pembatasan perjalanan dan juga tiket yang mahal.
Menurut proyeksi China Air Transport Association, total jumlah penumpang pesawat harusnya sudah mendekati pra-pandemi pada kuartal II-2023. Tetapi penerbangan internasional masih kurang dari separuh kondisi sebelumnya, dan berdasarkan data penerbangan internasional menyumbang 30% konsumsi bahan bakar pesawat di China.
Pada tahun ini komponen terbesar dalam kebangkitan China adalah permintaan bahan bakar pesawat. Menurut Vikas Dwivedi, Strategist Macquarie Group, memperingatkan bahwa konsumsi di negara tersebut bisa berakhir “cukup baik, akan tetapi tidak luar biasa”.
Macquarie juga memperkirakan permintaan bahan bakar pesawat di negara China akan mengalami kenaikan hingga 430.000 barel/hari jika dibandingkan pada tahun lalu. Hampir setengah dari total kenaikan permintaan minyak di China yang diperkirakan mencapai 900.000 barel.
Menurut prediksi Internasional Energy Agency, jumlah tersebut lebih dari sepertiga dari kenaikan permintaan bahan bakar pesawat secara global sekitar 1,2 juta barel.
Penulis : Arianto Haryono
(SLF)