ECONOMICS

Harga Minyak Mentah Fluktuatif Jelang Pembicaraan AS - Iran

Dinar Fitra Maghiszha 08/02/2022 13:23 WIB

Harga minyak mentah bergerak fluktuatif pada perdagangan Selasa siang (8/2/2022).

Harga minyak mentah bergerak fluktuatif pada perdagangan Selasa siang (8/2/2022). (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak mentah bergerak fluktuatif pada perdagangan Selasa siang (8/2/2022) menjelang dimulainya kembali pembicaraan tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran.

Agenda tersebut dinilai dapat menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang dapat mengarah pada penghapusan sanksi terhadap penjualan minyak Iran, sekaligus meningkatkan pasokan global.

Minyak mentah Brent naik 0,26% di USD92,84/barel pada pukul 12:50 WIB, kembali mendekati level tertinggi tujuh tahun terakhir di USD94/barel. Kendati sempat merosot pada sesi pagi tadi hingga USD92,16/barel, minyak Brent perlahan menguat lagi.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS menanjak 0,32% di USD91,61/barel, setelah sempat terkoreksi hingga USD90,92/barel.

Kedua kontrak acuan minyak tersebut diketahui sempat menyentuh puncak tertingginya tujuh tahun terakhir, yang didukung oleh permintaan global yang kuat, ketegangan yang sedang berlangsung di Eropa Timur dan potensi gangguan pasokan karena kondisi cuaca dingin di AS.

Pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran tahun 2015, yang berlangsung di Wina, akan dilanjutkan pada Selasa setelah ada penundaan 10 hari.

AS diketahui telah memberikan sejumlah keringanan sanksi, sementara Iran menuntut pencabutan sanksi sepenuhnya dan jaminan bahwa tidak akan ada langkah hukuman lebih lanjut.

"Minyak mentah berjangka turun lebih rendah karena momok minyak Iran memukul pasar," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan dilansir Reuters, Selasa (8/2/2022).

Selain sentimen tersebut, sinyal bullish untuk komoditas minyak ditengarai masih terbentuk setelah produsen Aramco dari Arab Saudi menaikkan harganya.

Analis OANDA Edward Moya menilai koreksi harga minyak hanya bersifat sementara karena aksi profit taking investor semata. Dirinya mencermati pasokan masih akan defisit dalam beberapa waktu ke depan.

"Dengan permintaan minyak mentah yang diperkirakan terus meningkat sepanjang sisa tahun ini, pasar minyak sepenuhnya akan didorong oleh sisi penawaran dan risiko geopolitik," katanya. (TIA)

SHARE