Harga Minyak Mentah Merosot, Pasar Cermati Pembicaraan Nuklir AS-Iran
Harga minyak mentah merosot pada perdagangan Kamis siang (10/2/2022), setelah reli beberapa hari sebelumnya.
IDXChannel - Harga minyak mentah merosot pada perdagangan Kamis siang (10/2/2022), setelah reli beberapa hari sebelumnya.
Hingga pukul 12:44 WIB, Minyak mentah berjangka Brent turun -0,25%, menjadi USD91,32 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di USD89,53 per barel, atau turun -0,14%.
Adanya pemulihan permintaan yang kuat sejak melonggarnya pembatasan akibat pandemi membuat pasokan minyak global cenderung stabil.
Persediaan minyak mentah AS turun 4,8 juta barel per 4 Februari, menjadi 410,4 juta barel. Angka ini merupakan level terendah untuk persediaan komersial sejak Oktober 2018, kata Badan Administrasi Informasi Energi AS (EIA).
"Kami melihat harga minyak masih konsolidasi setelah laporan EIA yang cukup konstruktif," kata Analis ING, Warren Patterson, dilansir Reuters, Kamis (10/2/2022).
Sampai saat ini pasar komoditas minyak masih terus mencermati dampak pembicaraan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran, yang dinilai sejumlah pihak dapat membuka peluang masuknya pasokan minyak dari Iran ke pasar global.
Apabila AS mencabut sanksinya terhadap minyak Iran, maka dimungkinkan dapat mengurangi ketatnya pasokan di tingkat global.
Gedung Putih secara terbuka menekan Iran pada Rabu kemarin (9/2) untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran 2015 dengan segera.
"Ketidakpastian masih ada, apakah Iran bersedia untuk menandatangani, ini masih jadi tanda tanya," kata Analis Eurasia Henry Rome.
Patterson menimbang bahwa adanya keringanan sanksi untuk memungkinkan dihidupkannya kembali proyek kerjasama nuklir internasional antar kedua negara itu menunjukkan bahwa para pihak bergerak lebih dekat menuju kesepakatan. Terlebih ada dukungan dari sejumlah pejabat Rusia atas langkah negeri Paman Sam itu.
"Setiap kesepakatan cepat atau lambat kemungkinan akan memberikan tekanan lebih lanjut terhadap harga minyak,," tambahnya.
Secara terpisah, Presiden AS Joe Biden dan Raja Salman dari Arab Saudi membahas pasokan energi dan perkembangan di Timur Tengah, termasuk di Iran dan Yaman, selama teleconference pada Rabu (9/2/2022).
Salman juga berbicara terkait menjaga keseimbangan dan stabilitas di pasar minyak dan menekankan perlunya mempertahankan perjanjian pasokan OPEC+.
Sementara itu, agresi Rusia atas Ukraina masih menjadi batu kerikil bagi harga minyak. Wakil Presiden AS Kamala Harris dijadwalkan akan bertemu sekutu dan mitra di Munich, Jerman, pada minggu depan untuk mencegah kemungkinan invasi Beruang Merah. (TIA)