Harga Minyak Terkoreksi di Bawah Bayang-Bayang Lockdown di China
Pertemuan Rusia dan Ukraina dinilai dapat menurunkan reli harga minyak
IDXChannel - Harga minyak mentah (crude oil) terus melanjutkan penurunannya pada perdagangan di pasar derivatif, Selasa (29/3/2022).
Data ICE Newcastle hingga pukul 12:30 WIB menunjukkan harga minyak Brent kontrak Mei 2022 koreksi -1,12% di USD111,22 per barel dari penutupan sebelumnya di USD112,48 per barel. Brent Juni 2022 juta tertekan -0,94% di USD108,46 per barel, dari USD109,49 per barel.
West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) jatuh -1,12% di USD104,77 per barel, dari penutupan sesi kemarin di USD105,96 per barel. Sedangkan WTI Juni 2022 terpuruk -1,03% di USD102,35 per barel.
Harga minyak anjlok sejak Selasa pagi di pasar Asia, menambah tren penurunan pada sesi sebelumnya, menyusul upaya damai Ukraina dan Rusia yang akan melakukan pertemuan di Turki.
Selain sentimen Eropa Timur, kekhawatiran atas kebangkitan infeksi Covid-19 di Shanghai, China, dinilai dapat memicu gangguan terhadap permintaan bahan bakar.
Pertemuan Rusia dan Ukraina dinilai dapat menurunkan reli harga minyak, apabila ada potensi untuk gencatan senjata sekaligus merumuskan kesepakatan damai.
"Gencatan senjata juga dapat meningkatkan prospek menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran," kata Analis Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa, dilansir Reuters, Selasa (29/3/2022).
China, selaku importir minyak mentah terbesar dunia tetap menjadi perhatian karena kota Shanghai masih berada di bawah pembatasan sosial atau lockdown.
"Ada kekhawatiran bahwa China mungkin memberlakukan lebih banyak pembatasan di tempat lain untuk menahan penularan, dan permintaan bahan bakar yang rendah diperkirakan akan berlangsung," kata ekonom senior NLI Research Institute Tsuyoshi Ueno.
Sementara itu, organisasi negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya (OPEC+) dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada Kamis depan (31/3).
OPEC+ diperkirakan akan tetap bertahan terhadap rencananya untuk menambah sedikit produksi minyak pada Mei 2022. (TSA)