Harga Pakan Naik Tinggi, Peternak Banyak Gulung Tikar
Banyak peternak di Jawa Timur harus gulung tikar akibat terus merugi akibat lonjakan harga pakan ini.
IDXChannel - Melonjaknya harga pakan untuk ayam petelur bedampak besar pada para peternak. Banyak peternak di Jawa Timur harus gulung tikar akibat terus merugi akibat lonjakan harga pakan ini.
Sunardi, peternak ayam petelur mengatakan, mahalnya harga pakan ternak disebut karena adanya kelangkaan bahan baku yang sulit didapat. Hal ini terjadi sejak tiga bulan terakhir sehingga perusahaan produsen pakan ternak memilih menaikkan harga pakan ternak mencapai Rp 10.000 per kilogramnya.
"Kira-kira tiga bulanan ini untuk bahan pakan dari impor infonya kesulitan, makanya naik, naiknya dari bahan baku, sangat langka mereka juga beli dengan harga kontrak. Jadi pengaruh ke penjualan memang tinggi harganya. Pakan ternak ini operasional separuhnya sendiri," ucap Sunardi ditemui di Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, pada Jumat siang (20/5/2022).
Pria berusia 52 tahun ini mengungkapkan, jika dirata - rata peternakan ayam petelur miliknya membutuhkan sebanyak 2,4 ton pakan ternak selama sebulan. Jumlah tersebut dikatakan Sunardi tak bisa disiasati untuk pakan ternak, pasalnya jika kualitas pakan ternak diturunkan maka akan mempengaruhi jumlah telur yang menghasilkan 900 kilogram sampai 1 ton telur per bulannya.
Dimana pakan ternak yang digunakannya merupakan campuran dari dedak bekatul sebanyak 15 - 20 persen, konsentrat sebanyak 20 persen, dan terbanyak jagung dengan presentase 50 persen. Dengan estimasi dirupiahkan satu sak pakan ternak mencapai Rp 500.000 untuk kemasan seberat 50 kilogram pakan ternak, atau dirata - rata Rp 10.000 per kilogramnya.
"Karena ayam sangat jujur kalau pakannya dirubah dengan harga murah, produksinya juga akan menurun. Ya jadi mau tidak mau pakai standarnya pakan ayam layer, ayam produksi ini karena ayam ini sangat jujur kalau diubah produksinya berubah juga," terangnya.
Hal ini membuat peternak ayam petelur terpaksa menjual telur ayamnya dengan harga tinggi sebesar Rp 24.500 per kilogramnya. Dengan harga tersebut dikatakan Sunardi di tingkat pengecer penjual telur bisa mencapai Rp 27.000 per kilogramnya.
"Harga telur tidak ada acuan baku, selalu fluktuatif naik turun setiap hari. Untuk saat ini memang harga di peternak paling tinggi tanggal 18 Mei, jualnya Rp 24.500 per kilogramnya dari tingkat peternak," ujarnya.
Mahalnya harga pakan ternak juga membuat banyak peternak ayam yang lebih kecil gulung tikar karena beban operasional yang tinggi. Dirinya menyebut ada banyak rekannya sesama peternak ayam dengan skala lebih kecil bangkrut, imbas mahalnya harga pakan ternak.
"Nggak berani memastikan semua tergantung pasar, kenapa kok harga telur tinggi, karena populasi ayam sudah berkurang 40 persen, karena peternak rakyat tidak kuat lagi pelihara ayam. Karena harga bahan baku pakan selalu tinggi. Ini untuk jual telur penyesuaian, dalam penyesuaian tersebut otomatis tidak mencukupi biaya operasional," tutupnya. (RAMA)