ECONOMICS

Harga Rokok Mahal, Bisnis British American Tobacco di AS Tertekan

07/12/2023 18:58 WIB

Penjualan rokok BAT mengalami kesulitan karena tingkat merokok di AS turun dan pembeli beralih ke vape dan alternatif lain.

Harga Rokok Mahal, Bisnis British American Tobacco di AS Tertekan. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Produsen rokok Lucky Strike dan Pall Mall, British American Tobacco (BAT), mengatakan bisnis rokok mereka di AS sedang sekarat. BAT mengumumkan akan memangkas nilai merek rokok sebesar USD31,5 miliar dari neraca perusahaan. Nilai tersebut lebih dari sepertiganya, dan menyebabkan harga saham perusahaan turun lebih dari 8%.

Penjualan rokok BAT mengalami kesulitan karena tingkat merokok di AS turun dan pembeli beralih ke vape dan alternatif lain.

Permintaan terhadap merek-merek tersebut juga menurun karena pembeli tertekan oleh harga yang lebih tinggi, memprioritaskan pembelian lain atau memilih kemasan yang lebih murah.

BAT telah mencoba untuk menghidupkan kembali pertumbuhan dengan produk vaping. Mereka berharap dapat mengembalikan 50% pendapatannya pada 2035.

Adapun penghapusan ini merupakan perubahan besar yang dilakukan perusahaan yang berdampak pada industri tembakau.

Dalam pembaruan perdagangan, kepala eksekutif Tadeu Marroco mengatakan langkah tersebut adalah "akuntansi dalam menghadapi kenyataan".

"Sangat sulit untuk mempertahankan keberadaan nilai tak terbatas dari beberapa merek ini di AS,” ujarnya dilansir BBC, Kamis (7/12/2023).

"Saya tidak mengatakan bahwa rokok konvensional akan hilang dalam 30 tahun di Amerika – saya benar-benar tidak percaya – tetapi Anda tidak dapat membenarkan nilai dari merek-merek tersebut," imbuh dia.

"Ini mencerminkan meningkatnya minat perokok AS terhadap kategori-kategori baru," kata dia.

Setelah pengumuman tersebut, saham-saham pesaing perusahaan tembakau yang tercatat di bursa AS turun, dengan Altria turun lebih dari 3%, sementara saham Philip Morris turun lebih dari 2%.

BAT mengakuisisi bisnis rokok besar di AS pada 2017, ketika mereka mengumumkan kesepakatan untuk membeli saingannya Reynolds senilai USD49 miliar, sehingga menciptakan perusahaan tembakau publik terbesar di dunia.

Secara keseluruhan, perusahaan memperkirakan pendapatan organik akan meningkat setidaknya 3% pada tahun keuangan 2023, meskipun telah melakukan divestasi bisnisnya di Rusia pada September.

Dikatakan bahwa di luar AS, penjualan rokok tradisional terus menunjukkan kinerja yang baik. (NIA)

SHARE