ECONOMICS

Harga Telur Ayam Ras Melonjak, Mendag: Kita Harus Memikirkan Peternak

Advenia Elisabeth/MPI 16/11/2021 13:47 WIB

Pemerintah terus berupaya untuk menjaga kesimbangan antara peternak telur ayam dan pembeli.

Harga Telur Ayam Ras Melonjak, Mendag: Kita Harus Memikirkan Peternak (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat beberapa barang kebutuhan pokok (bapok) mengalami kenaikan harga, seperti telur ayam ras dan cabai. 

Meski demikian, pemerintah terus berupaya untuk menjaga kesimbangan antara peternak telur ayam dan pembeli. 

"Kita mencatat hanya tiga komoditas yang naik. Yakni minyak goreng, telur ayam ras, dan cabai. Kenaikan harga telur ayam ini merupakan koreksi harga menuju ke harga normal setelah sempat anjlok beberapa waktu yang lalu," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi di Jakarta, Selasa (16/11/2021). 

Mendag menjelaskan bahwa telur ayam ras sempat mengalami penurunan harga, namun kini harganya kembali melambung karena adanya koreksi harga. 

Kendati demikian, Lutfi menegaskan, untuk ongkos peternak telur ayam berada di kisaran Rp19.000-21.000. Dengan harga segitu, maka dipasaran akan dibanderol Rp 24.000. 

"Kalau telur ayam ini kan memang kita tahu bahwa kemarin harganya sempat turun drastis, sekarang harganya naik. Kalau turun drastis Kemendag diprotes oleh peternak telur, tapi ketika naik diprotes oleh ibu-ibu. Tetapi, saya tekankan bahwa ongkos peternak telur sekitar Rp19.000-21.000, jadi harga yang wajar itu sekitar Rp 24.000," jelasnya. 

Mendag menuturkan, penting bagi masyarakat yang saling membutuhkan untuk peduli satu sama lain, termasuk kepada peternak telur ayam. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lagi kesenjangan antara peternak telur ayam dengan ibu-ibu pada umumnya. 

"Jadi bapak dan ibu kita harus memaklumi bahwa kita ini mesti hidup bersama-sama. Kita juga harus memikirkan peternak telur kita," ucapnya. 

Lebih lanjut, Lutfi menjelaskan soal meroketnya bapok cabai. Naiknya harga komoditas ini dipicu oleh faktor cuaca. Seperti diketahui bersama, sejak September hingga November 2021, Indonesia mengalami musim hujan. Hal inilah yang mengakibatkan para petani gagal panen. 

"Harga cabai ini sudah naik sekitar 15 persen dikarenakan sekarang ini sudah masuk musim penghujan. Jadi kalau cabai ini lebih kepada masalah siklus cuaca yang biasanya tanah kering dan basah itu mempengaruhi harga cabai. Biasanya itu harganya naik ketika musim hujan, tetapi mudah-mudahan dalam waktu dekat, harga cabai akan kembali normal," terang dia. 

Di samping itu, dia juga mengingatkan kepada seluruh Kepada Dinas Provinsi di seluruh Indonesia untuk tetap waspada terhadap gelombang ketiga pandemi Covid-19. Pasalnya, hal ini akan berpengaruh pada kegiatan ekonomi Bangsa. 

"Saya ingatkan lagi, sebagaimana pada Juli kemarin, ketika terjadi gejolak dari gelombang pandemi Covid-19 ini akan memberhentikan kegiatan ekonomi. Jadi saya mohon kepada seluruh Kepala Dinas Provinsi di seluruh Indonesia untuk memastikan bahwa SOP PeduliLindungi itu selalu dijalankan. Walaupun saya masih lihat kadang kala ada keteledoran, tapi mudah-mudahan ini bisa dihindarkan dan kita menjaga untuk tidak terjadi gelombang ketiga pandemi Covid-19," tukasnya.

(SANDY)

SHARE