ECONOMICS

Harga Telur Masih Tinggi sejak Ramadan, Pedagang Keluhkan Penurunan Omzet

Muhammad Farhan 16/05/2023 16:59 WIB

Kenaikan harga telur masih menjadi momok bagi pedagang di pasar tradisional. Terlebih lagi, harga terus naik sejak bulan Ramadan hingga mendekati musim Haji.

Harga Telur Masih Tinggi sejak Ramadan, Pedagang Keluhkan Penurunan Omzet. (Foto: Muhammad Farhan/MNC Media)

IDXChannel - Kenaikan harga telur masih menjadi momok bagi pedagang di pasar tradisional. Terlebih lagi, harga komoditas pangan itu terus naik sejak bulan Ramadan hingga mendekati musim Haji mendatang.

Salah satu pedagang di Pasar Kramat Jati, Rodiah (55), ikut mengeluhkan kenaikan harga tersebut. Pasalnya, Rodiah mengungkapkan harga telur kini melonjak ke Rp 32ribu per kilo. 

"Sebelumnya harga normalnya itu 28ribu per kilo, 27ribu, ya minimal-minimalnya itu 25ribu. Itu paling rendah harganya di 25ribu. Itu sebelum puasa segitu, sebulan setelah puasa langsung terus melonjak terus sampai sekarang," ujar Rodiah di kiosnya di Pasar Kramat Jati, Selasa (16/5/2023). 

Rodiah menjelaskan lonjakan harga telur ini mempengaruhi penurunan omzet penjualannya sejak bulan Ramadhan kemarin. Ia mengaku keuntungan penjualannya yang hanya seribu hingga dua ribu rupiah, kini dipakai hanya untuk memutar modal penjualannya saja. 

"Duh, (keuntungannya) bukan turun lagi. Biasa dua juta rupiah atau dua juta setengah, sekarang cuma satu juta setengah, kadang saja kurang. Tapi Alhamdulillah, segitu juga masih dapat untung, bisa dipakai buat muter modal," katanya. 

Sementara itu, pedagang telur lainnya, Ati (50) menjelaskan kenaikan harga telur tersebut berpengaruh pada minat daya beli konsumen. Ia mengatakan turunnya pembeli ini juga semakin parah sejak tiga hari ke belakang. 

"Naiknya sudah tiga hari yang lalu. Yang naik telur negeri. Naik dari agennya, " jelas Ati. 

Ati mengatakan musim kenaikan harga telur ini rutin terjadi tiap tahunnya. Dia menjelaskan, kenaikan harga telur selalu terjadi jika menjelang musim lebaran haji. 

"Mungkin karena menjelang Lebaran Haji, kali ya," ujarnya. 

Seperti diketahui, Asosiasi Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) mengungkapkan kenaikan harga telur menjadi suatu hal yang wajar. Ketua Asosiasi Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Rofi Yasifun mengatakan, harga telur yang naik dikarenakan adanya permintaan yang tinggi di musim lebaran kemarin. 

"Harga telur naik ini karena demand naik, orang hajatan ramai, hidup kembali normal setelah libur panjang. Pasca Idul Fitri selalu kami data, pada tahun-tahun sebelumnya puncak kenaikan harga biasanya di H+21 sampai H+27 lebaran, dan tahun ini juga sama ada kenaikan, dan puncak harga saat ini sudah berlalu dan akan turun landai mulai Sabtu kemarin. Hari ini on farm (di tingkat peternak) telur di harga Rp26.000 per kg,” katanya.

(FRI)

SHARE