ECONOMICS

Harga Telur Melonjak, Petenak Ayam di Malang Masih Rugi

Avirista M/Kontributor 17/12/2021 15:34 WIB

Jelang libur Nataru harga telur ayam melesat khususnya di Kota Malang, Jawa Timur. Namun sayangnya, para peternak masih mengalami kerugian.

Harga Telur Melonjak, Petenak Ayam di Malang Masih Rugi (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) harga telur ayam melesat khususnya di Kota Malang, Jawa Timur. Namun sayangnya, kenaikan tersebut tidak dirasakan para peternak telur ayam, yang malah masih mengalami kerugian.

Dalam dua pekan terakhir, Harga telur menyentuh angka Rp 20 - 22 ribu per kilogramnya, dari harga sebelumnya Rp 13 ribu.

Dani Uluf Suwanda, Karyawan Peternakan Ayam Petelur di Kelurahan Wonokoyo, Kedungkandang, mengatakan, bersyukur bisa mendapat pemasukan lebih baik dari sebelumnya. Padahal sebelumnya, paling tidak harga telur sempat anjlok di kisaran Rp 10 ribu kilogramnya.

"Sekarang harga telur Rp200-Rp220 ribu per kotak. Satu kotak itu isinya sepuluh kilogram. Kenaikan ini masih baru terasa selama dua minggu terakhir," ucapnya, kepada MNC Portal, pada Jumat siang (17/12/2021). 

Saat ini kendati telah merangkak naik harganya, ia menyebut masih belum menutup kerugian yang sempat dialaminya. Pasalnya beberapa waktu lalu, peternakan tempatnya bekerja mengalami kerugian cukup banyak. 

Dimana dalam sehari ia mengalami kerugian mencapai Rp 1 juta, karena harga telur yang anjlok. Apalagi anjloknya harga telur ini bertahan hampir satu bulan lebih, yang membuat akumulasi kerugian kian bertambah.

"Sekarang harga telur ayam memang sudah meningkat. Tetapi meskipun sudah naik, hasilnya masih untuk menutupi kerugian saat harga telur yang anjlok kemarin," tuturnya. 

Kini keluhan Dani, juga timbul karena harga pakan ternak yang mahal. Harga jagung berkualitas bagus yang jadi makanan utama misalnya dijual Rp 5.500, untuk yang utuh dan Rp 5.700 untuk harga yang selep dalam kemasan satu kilogram.

"Normalnya harga jagung ada di kisaran Rp4.000 - Rp5.000 per kilogram. Kalau sekarang masih harus mencari alternatif lain," bebernya.

Kini untuk menekan angka pengeluaran harga pakan, tempatnya bekerja tengah mencari alternatif lain bahan pakan ternak.Salah satunya adalah dengan membeli jagung yang sedikit masih basah. Hal itu dipilih karena harganya jauh lebih murah ketimbang jagung kering apalagi yang sudah diselep. 

"Kalau yang agak basah harganya masih lebih terjangkau. Jadi secara operasional masih cukup," tutupnya. (RAMA)

SHARE