ECONOMICS

Hartono Bersaudara Akhiri Dahaga Penantian 21 Tahun Como 1907 Lolos ke Serie A

Maulina Ulfa - Riset 12/05/2024 14:00 WIB

Como, yang dimiliki oleh keluarga Hartono, pemilik Bank Central Asia dan raksasa rokok Djarum, telah membuat kemajuan signifikan.

Hartono Bersaudara Akhiri Dahaga Penantian 21 Tahun Como 1907 Lolos ke Serie A. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Klub sepak bola Italia Como 1907 akan bersaing di liga Serie A Italia musim depan setelah penantian 21 tahun. I Biancoblù terakhir kali berlaga di Serie A pada 2003.

Melansir Jakarta Globe, Como menempati posisi ke-2 di Serie B, membuat mereka mendapat promosi ke Serie A musim depan bersama Parma, yang sudah mengamankan gelar juara Serie B musim ini.

Como, yang dimiliki oleh keluarga terkaya di Indonesia yakni keluarga Hartono, pemilik Bank Central Asia dan raksasa rokok Djarum, telah membuat kemajuan signifikan di sepak bola Italia.

"Como adalah klub bersejarah, berusia 112 tahun. Masa krusial kami di tahun 1980-an dan 1990-an. Kami disebut Pabrik Italia. Beberapa alumni kami adalah Gianluca Zambrotta, Marco Tardelli, Stefano Borgonovo," kata Enrico Levrini, sejarawan Klub Liga Italia, dalam serial dokumenter bertajuk "Como 1907: The Real Story".

Manuver Hartono Bersaudara

Como 1907 merupakan klub sepak bola Italia yang kini dimiliki oleh duo Djarum bersausara, Budi dan Bambang Hartono.

Mereka adalah kakak beradik dan keluarga terkaya di Indonesia yang membeli Como 1907 melalui perusahaannya, SENT Entertainment, pada 2019 saat klub tersebut masih berlaga di Serie D.

Akuisisi Como 1907 yang dilakukan keluarga Hartono mengejutkan banyak pihak sekaligus di luar dugaan. Bahkan, media besar pun mengabaikan berita mengejutkan ini.

Kini, Como merupakan salah satu grup dengan kepemilikan terkaya di sepak bola Italia, dengan legenda Arsenal Thierry Henry dan Cesc Fàbregas juga menjadi salah satu pemegang sahamnya.

Banyak penggemar Como 1907 yang penasaran dengan pemilik barunya, yakni keluarga Hartono, dan ingin sekali mendapatkan informasi tentang keluarga taipan pemilik BCA ini.

Dalam sebuah film dokumenter, seorang penggemar bernama Andrea Villa mengungkapkan keterkejutannya saat mengetahui bahwa pemilik baru Como 1907 adalah perusahaan ternama di Indonesia. 

Villa bahkan bertanya-tanya bagaimana mungkin perusahaan Indonesia bisa berinvestasi di klub sepak bolanya.

Selain itu, penggemar lain menekankan bahwa yang paling penting adalah komitmen pemilik baru terhadap kemajuan klub, terlepas dari kewarganegaraan mereka.

"Yang paling penting bukanlah apakah Anda tahu sepak bola atau tidak. Apakah Anda orang Amerika atau bukan, penting untuk mengetahui bahwa di Como Anda harus menang,” ujar salah satu penggemar.

Bisa dibilang, keluarga Hartono mengakuisisi Como 1907 dengan harga murah. Mereka membeli klub sepak bola tersebut seharga 850.000 euro atau sekitar Rp5 miliar pada 4 April 2019. Selain itu, mereka langsung melunasi utang klub sebesar 150.000 euro setelah akuisisi.

Setelah itu, keluarga Hartono menunjuk Michael Gandler untuk menangani bisnis dan kegiatan lainnya di Como 1907.

Gandler sebelumnya menjabat sebagai Manajer Pemasaran Inter Milan ketika dimiliki oleh pengusaha Indonesia lainnya, Erick Thohir.

Peran Gandler di Como 1907 sangat berbeda dengan perannya di Inter Milan, karena klub legendaris ini adalah klub yang sedang berjuang. Namun, seperti keluarga Hartono, Gandler menilai Como 1907 punya sejarah tersendiri.

“Faktanya, meski kondisi stadion dan sejarah kebangkrutan, ada yang sangat istimewa dari Como 1907. Itu yang membuat kami membeli klub ini,” ujar Gandler.

Di bawah kepemilikan keluarga Hartono, Como 1907 menunjukkan kemajuan yang signifikan hingga mendapat decak kagum dari para penggemarnya.

Sejak dimiliki oleh keluarga Hartono, kinerja Como 1907 sangat baik. Pada 2018, mereka dipromosikan ke Serie C, dan dua tahun kemudian, mereka dipromosikan ke Serie B. Hingga musim depan, Como 1907 akan berlaga di Serie A, yang merupakan liga papan atas di Italia.

Sebelumnya, pengusaha Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN Erick Thohir juga membeli klub sepak bola Italia, Inter Milan dan mengeluarkan USD480 juta pada 2013.

Erick mengakuisisi saham mayoritas Massimo Moratti. Namun, tim yang pernah menjadi Treble Winners ini tidak banyak bersinar masa itu.

Inter Milan harus berpuas diri mencapai posisi 4 pada klasmen Serie A di masa kepemimpinan ET.

Setelah tiga tahun, ET akhirnya melepaskan sahamnya ke Suning Grup. Kemudian Erick tidak lagi menjadi pemilik utama klub itu setelah menjual sahamnya sebanyak 39 persen pada 2016 lalu.

(YNA)

SHARE