ECONOMICS

Hasil Kajian Merger Pelita Air dan Citilink Ditargetkan Rampung Juni 2025

Iqbal Dwi Purnama 02/01/2025 18:06 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyusun roadmap untuk mengembangkan industri penerbangan di tanah air.

Hasil Kajian Merger Pelita Air dan Citilink Ditargetkan Rampung Juni 2025. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyusun roadmap untuk mengembangkan industri penerbangan di tanah air.

Salah satu pokok bahasan dalam roadmap yang tengah disusun itu adalah penggabungan atau merger dua maskapai pelat merah, yaitu Citilink dan Pelita Air. Targetnya hasil kajian roadmap tersebut akan rampung dalam enam bulan ke depan alias pertengahan 2025.

"Itu (merger Pelita-Citilink) bagian roadmap yang enam bulan ke depan. Kenapa saya kumpulkan (Direksi maskapai) hari ini, itu menjadi bagian diskusinya," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/1/1025).

Pada kesempatan tersebut, Erick menegaskan, tidak ada rencana penggabungan perusahaan penerbangan dengan operator bandara ke depannya. Kedua entitas usaha tersebut akan tetap terpisah.

"Kalau antara airport dan penerbangan tetap dipisah. Tetapi antara penerbangan ini nanti tentu kita bicara bagaimana sinergi dan juga restrukturisasinya," kata Erick.

Menurutnya, cita-cita mendasar penggabungan kedua perusahaan maskapai itu untuk menciptakan efisiensi industri penerbangan di Tanah Air. Sekaligus menjawab persoalan soal masih kurangnya jumlah maskapai di Indonesia.

"Kan yang penting intinya solusi buat efisiensi penerbangan nasional," kata dia.

Pada kesempatan itu, Erick menilai saat ini total jumlah maskapai yang ada di Indonesia tidak ideal jika dibandingkan dengan luas geografis. Jumlah pesawat di Indonesia hanya sekitar 400 unit, sedangkan diperkirakan angka ideal jumlah pesawat sebanyak 750 unit.

"Saya rasa industri penerbangan hari ini kita terus efisiensi. Karena memang jumlah pesawat kan tidak cukup dengan size Indonesia yang memerlukan 750 pesawat, yang hari ini baru 400-an. Memang kita kurang," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pelita Air Service Dendy Kurniawan siap mendukung rencana merger dengan Citilink. Namun, rencana tersebut diakui masih dalam kajian bersama.

"Itu masih kajian, tetapi kita support tentu yang terbaik untuk airlines," kata dia.

(Dhera Arizona)

SHARE