Hilirisasi Berjalan, Airlangga Pamer Data Kenaikan Ekspor Komoditas Nikel
Program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah sejak beberapa tahun terakhir mulai menunjukkan hasil positif bagi perekonomian nasional.
IDXChannel – Program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah sejak beberapa tahun terakhir mulai menunjukkan hasil positif bagi perekonomian nasional.
Salah satu kebijakan yang ditempuh, yakni larangan ekspor bijih nikel pada 2020 yang terbukti mampu meningkatkan ekspor komoditas hilirisasi nikel hingga mencapai USD14,53 miliar pada 2022.
"Dengan capaian tersebut, total neraca perdagangan produk hulu dan hilir komoditas nikel pada 2022 juga mengalami surplus mencapai USD13,76 miliar," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam acara Indonesia Mining Summit (IMS) 2023 di Nusa Dua Bali, Selasa (10/10/2023).
Airlangga menambahkan bahwa kebijakan hilirisasi nikel juga berhasil menumbuhkan ekosistem industri stainless steel dengan peningkatan potensi nilai tambah dari bijih nikel menjadi feronikel dan billet stainless steel menjadi 14-19 kali lebih tinggi.
Di samping itu, hasil hilirisasi nikel menjadi raw material dalam produksi baterai Electric Vehicle (EV) menghasilkan dengan nilai tambah dalam negeri mencapai 470-780 kali.
Airlangga menambahkan, pemerintah terus mendorong pemanfaatan teknologi untuk hilirisasi komoditas berbasis mineral dan logam seperti bauksit, timah, tembaga dan nikel.
Dari program tersebut proyeksi nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi Indonesia diperkirakan bisa mencapai USD545.3 miliar.
Airlangga mengungkapkan, memasuki akhir 2023, fundamental perekonomian nasional Indonesia terus mengalami penguatan dengan capaian PDB kuartal II-2023 berada pada angka 5,17 persen.
Pertumbuhan yang ekspansif tersebut, salah satunya ditopang oleh sektor industri pengolahan yang mampu tumbuh 4,88 persen secara year on year (yoy), dengan kontribusi mencapai 18,25 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Adapun pada 2022 lalu, realisasi pendapatan negara bukan pajak di sektor sumber daya alam nonmigas tercatat mencapai Rp120,1 triliun atau tumbuh 127,2 persen dibanding 2021 yang hanya Rp52,9 triliun.
(RNA)