Holding Ultra Mikro Jangkau 29 Juta Pelaku UMi & UMKM
Integrasi dilakukan guna mengurangi duplikasi kerja dari banyak perusahaan di satu ruang yang sama.
IDXChannel - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengungkapkan, idealnya pembentukan holding BUMN dimaksudkan untuk menyatukan perusahaan-perusahaan yang melayani target pasar sama agar bisa bekerja semakin maksimal. Integrasi dilakukan guna mengurangi duplikasi kerja dari banyak perusahaan di satu ruang yang sama.
“Memang ada sejumlah pengalaman di masa lalu, aksi korporasi seperti merger, akuisisi dan pembentukan holding, ternyata dilakukan untuk menutup-nutupi mis-manajemen atau praktik-praktik yang kurang terpuji. Pada bentuk idealnya, holdingisasi dimaksudkan untuk menyatukan kekuatan untuk melayani target pasar secara maksimal,”imbuh Hendrawan di Jakarta, kamis (11/2/2021).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan integrasi BUMN untuk UMi dan UMKM nanti akan menerapkan model co-existence. Sinergi dan simbiosis mutualisme antar ketiga perusahaan akan dikawal dengan pembentukan Key Performance Indicators (KPI) yang ketat.
“Jadi itu sinergi atau mutualisme tidak kemudian saling mengambilalih. Bentuk ko-eksistensi ini akan kami wujudkan dalam bentuk KPI, di mana tadi ada dari sisi manajemen maupun dari Kementerian BUMN menjanjikan bahwa model kerja mereka justru akan semakin diperkuat. Nanti KPI yang ada kuantifikasinya akan kami translate dan karena kami belum lihat detail framingnya, timingnya kapan, ini nanti yang akan kami kejar dalam pemberian approval holding tersebut,” tuturnya dalam Raker DPR, Senin (8/2/2021).
Pasca integrasi BUMN untuk UMi terbentuk, jumlah aset BRI diprediksi bertambah sebesar 1,5 persen. Kemudian, kemampuan ketiga perusahaan juga akan lebih besar untuk menjangkau hingga 29 juta pelaku usaha UMi dan UMKM yang selama ini belum terlayani lembaga keuangan formal (unbankable).
"Kami sudah konsultasi juga dengan OJK dan mereka sampaikan mereka dukung langkah tersebut,” ujarnya. (sandy)