Ibu Kota Pindah ke IKN, Investasi Properti di Jakarta Masih Seksi?
Ibu kota Indonesia pindah ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Bagaimana prospek investasi properti di Jakarta ke depan?
IDXChannel - Investasi sektor properti di Jakarta diproyeksi tetap menarik meskipun pusat pemerintahan sudah berpindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Demikian disampaikan Influencer Properti, Anthony Sudarsono. Dia mengatakan, pasca ibu kota pindah, Jakarta masih akan menjadi pusat bisnis. Hal ini berdampak pada geliat aktivitas di Jakarta hingga perkembangan pembangunan.
"Kalau seberapa besar (keuntungan investasi properti di Jakarta pasca ibu kota pindah), tergantung bagaimana pembangunan di daerah di sana," kata Anthony dalam acara Wealth Xpo CIMB Niaga di Jakarta, Kamis (26/9).
Anthony memaparkan, meskipun ibu kota negara pindah ke IKN, Jakarta masih memiliki daya tarik kuat sebagai pusat ekonomi dan bisnis. Stabilitas sektor bisnis, ditambah dengan pengembangan infrastruktur transportasi memastikan bahwa pasar properti di Jakarta tetap menarik bagi investor, terutama di sektor-sektor komersial dan residensial kelas atas.
Pada kesempatan yang sama, Assitant Vice President of Sinar Mas Land BSD Residential, Andriany Yutanto menambahkan, salah satu aspek yang akan menjadikan Jakarta sebagai pusat bisnis adalah soal kelengkapan infrastruktur, sarana, dan prasana yang sudah terbangun sebelumnya.
Jakarta memiliki infrastruktur yang sudah berkembang, jaringan transportasi yang kuat, dan menjadi pusat bagi perusahaan multinasional dan perbankan.
Faktor-faktor ini membuat kota Jakarta masih sangat relevan bagi para investor properti, terutama di sektor perkantoran swasta, komersial, dan residensial kelas atas.
Salah satu hal yang menjadi daya tarik investasi properti di Jakarta adalah proyek-proyek infrastruktur yang terus berjalan. Proyek MRT dan LRT Jakarta akan memperkuat konsep Transit Oriented Development (TOD) di beberapa wilayah.
Dengan pengembangan kawasan-kawasan di sekitar stasiun transportasi massal, minat investasi properti di Jakarta tetap tinggi, terutama untuk sektor residensial dan komersial.
"Jadi memang Jakarta ketika ibu kota pindah ke IKN, tetap tidak berubah menjadi pusat perekonomian, karena bayak bisnis yang sudah berjalan. Kalau kami melihat, Jakarta punya potensi, dan kita masih melihat peluang sebagai pengembang, kita meluncurkan produk untuk menjawab kebutuhan market kita," tutur Andriany.
Consumer Banking Marketing Head CIMB Niaga, Deffy Lisa Hardjono mengatakan, penyaluran kredit properti pasca pengumuman pemindahan ibu kota ke IKN relatif tidak berdampak negatif.
Dia bilang, pertumbuhan kredit properti mulai terlihat sejak April 2024, ketika pertumbuhan mencapai 7,8 ersen YoY. Pada Mei 2024, pertumbuhan kredit properti meningkat menjadi 8,8 persen YoY. Tren pertumbuhan terus terjadi pada Juli 2024, mencapai 9 peren YoY.
"Kalau dari bank, kita lihat data yang ada, kita melihat bahwa properti sesudah IKN diumumkan, secara data properti masih menjadi sektor yang seksi," kata Deffy.
(Fiki Ariyanti)