ECONOMICS

Ikan Asal Indonesia Sulit Masuk Eropa, Menteri KKP: Cara Menangkap Kalian Barbar

Tangguh Yudha/MPI 03/06/2024 16:02 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan alasan mengapa ikan asal Indonesia sulit untuk masuk pasar Eropa.

Ikan Asal Indonesia Sulit Masuk Eropa, Menteri KKP: Cara Menangkap Kalian Barbar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan alasan mengapa ikan asal Indonesia sulit untuk masuk pasar Eropa. Penyebab utamanya terletak dari cara menangkap ikan yang tak sesuai standar.

Menteri KKP mengatakan, hingga detik ini ikan lokal kesulitan diekspor ke Benua Biru. Hal itu disampaikan Menteri KKP dalam sambutan di Peluncuran Penangkapan Ikan Terukur di Tual, Maluku Tenggara baru-baru ini.

"Salah satunya yang saya dapatkan informasi kenapa itu terjadi, dia (orang Eropa) cuma jawab cara penangkapan kalian masih barbar," ujarnya dikutip Senin (3/6/2024).

Menurut Menteri KKP, nelayan Indonesia masih menggunakan cara-cara tradisional yang belum memperhatikan aspek keberlanjutan. Dia menilai, hal ini masalah serius yang harus segera dibenahi bersama untuk memberikan keyakinan kepada dunia, sehingga sektor perikanan ke depan bisa didorong menjadi lebih baik.

Dalam acara tersebut, Menteri KKP meluncurkan program Penangkapan Ikan Terukur (PIT). Lewat program ini, penangkapan ikan diharapkan bisa lebih terkendali dan proporsional sehingga bisa menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya.

PIT bakal dilakukan di dua lokasi, yakni Kota Tual dan Kepulauan Aru di Maluku. Dalam pelaksanaannya, disiapkan berbagai infrastruktur, mulai dari sistem pengawasan pergerakan kapal berbasis satelit, aplikasi e-PIT, penguatan sumber daya manusia (SDM), hingga ekosistem industri hilir perikanan.

Dalam program ini, ada 187 kapal akan menjadi bagian dalam pelaksanaan PIT. Ratusan kapal ini beroperasi di perairan Laut Arafura, Laut Aru, dan Laut Timor bagian Timor. Di Kota Tual, kegiatan ini akan dipusatkan di Pelabuhan Perikanan (PP) Tual dan PPN Tual. Sedangkan di Kepulauan Aru akan dipusatkan di PP Benjina.

"Harapannya di sini bisa 5-6 kali pertumbuhannya. Karena produktivitasnya ada di sini, lalu dikembangkannya di sini, pengolahannya di sini, tenaga kerjanya juga bisa diambil dari sini, sehingga nanti multiplier effect-nya besar sekali. Itu harapannya. Jadi saat ini kita dalam proses pengujian," tuturnya.

(RFI)

SHARE