ECONOMICS

Imbal Hasil Obligasi China Capai Rekor Terendah

Dian Kusumo Hapsari 26/07/2024 15:56 WIB

Imbal hasil obligasi Pemerintah China turun ke rekor terendah baru karena reli obligasi diperpanjang, menguji tekad para pembuat kebijakan

Imbal Hasil Obligasi China Capai Rekor Terendah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Imbal hasil obligasi Pemerintah China turun ke rekor terendah baru karena reli obligasi diperpanjang, menguji tekad para pembuat kebijakan untuk membendung pergerakan tersebut.

Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun jatuh ke level 2,17 persen pada Jumat (26/7/2024), di bawah level 2,18 persen yang dicapai pada 1 Juli, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg sejak 2002. 

Pemangkasan suku bunga baru-baru ini oleh People's Bank of China (PBOC) untuk mendorong ekonomi yang sedang terpuruk telah merusak upayanya untuk mengarahkan imbal hasil obligasi bertenor lebih panjang menjadi lebih tinggi. 

Pesimisme yang meningkat terhadap negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini memberikan tekanan terhadap imbal hasil karena para pedagang mencari tempat berlindung dan ekspektasi akan adanya pemangkasan suku bunga yang akan datang.

Hal ini terjadi bahkan ketika PBOC bersiap untuk meminjam dan menjual obligasi pemerintah untuk meredam reli, memperingatkan para investor akan potensi kerugian jika pasar berbalik arah.

"Pemangkasan suku bunga MLF dan suku bunga deposito membuka pintu menuju kurva yang mendatar," ujar Zhaopeng Xing, pakar strategi senior RRT di ANZ Bank China Co Ltd, mengacu pada pergerakan pasar obligasi.

"Kami memperkirakan performa pertumbuhan akan tetap lemah di kuartal ketiga. Data properti tidak akan mengalami rebound dalam beberapa minggu ke depan."

Bank sentral melihat imbal hasil yang terlalu rendah dapat membahayakan stabilitas keuangan dan membebani yuan. Survei Bloomberg menunjukkan bahwa 2,25 persen adalah garis merah untuk PBOC untuk catatan 10 tahun.

PBOC mengatakan bahwa mereka memiliki obligasi jangka menengah dan panjang senilai ratusan miliar yuan yang dapat dipinjam, setelah menandatangani perjanjian dengan beberapa lembaga keuangan besar. PBOC mengatakan akan meminjam obligasi tersebut dengan basis open-ended tanpa jaminan dan menjualnya bergantung pada kondisi pasar.

"Pada akhirnya, tujuan PBOC adalah mempertahankan kurva imbal hasil yang melandai ke atas daripada menetapkan imbal hasil CGB jangka panjang di tingkat tertentu," tulis ekonom Goldman Sachs Group Inc yang dipimpin oleh Xinquan Chen dalam catatannya. "Kami memperkirakan imbal hasil CGB 10 tahun akan berada di 2,1 persen di akhir tahun ini, karena suku bunga front-end terus menurun karena pemangkasan suku bunga kebijakan."

(Dian Kusumo Hapsari)

SHARE