Imbas Musim Dingin, Harga Minyak Dunia Melonjak Tajam
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April ditutup pada USD64,34 per barel, naik 99 sen atau 1,6%.
IDXChannel - Harga minyak melonjak lagi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Karena suhu Texas yang dingin, menutup produksi di seluruh negara bagian penghasil minyak mentah terbesar AS, dengan cuaca dingin yang tidak biasa diperkirakan akan menghambat produksi selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Dilansir dari Okezone, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April ditutup pada USD64,34 per barel, naik 99 sen atau 1,6%.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret menetap di 61,14 per barel, terangkat USD1,09 atau 1,8%. Kedua acuan berada di level tertinggi sejak Januari tahun lalu.
Minyak telah didukung oleh pembatasan pasokan OPEC+, pemotongan pasokan tambahan Arab Saudi, dan harapan rebound permintaan karena vaksinasi COVID-19.
Cuaca dingin bersejarah sejak akhir pekan di Texas, yang memasok sebagian besar minyak mentah AS dan merupakan bagian dari pusat penyulingan utama AS, telah mendorong harga lebih tinggi.
"Ini baru saja membawa kami ke tingkat berikutnya," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York. "Minyak mentah WTI mungkin akan mencapai maksimal mendekati 65 dolar AS," kata Yawger.
Cuaca beku mendalam di AS telah menutup sekitar satu juta barel produksi per hari dan diperkirakan akan mengganggu produksi selama beberapa hari jika tidak berminggu-minggu, kata pakar industri, karena wellheads (kepala sumur) telah membeku dan jaringan pipa telah ditutup.
Setidaknya seperlima dari produksi penyulingan AS telah dihentikan, yang memperlemah permintaan minyak mentah pada saat yang sama produksi sedang turun, kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.
Ada sedikit tarik-ulur yang terjadi karena meskipun pasokan telah ditutup, penyulingan juga sedang turun sehingga tidak banyak yang meminta,” kata Kilduff.
Tidak seperti badai yang dapat dengan hebat menyerang operasi minyak Gulf Coast AS, Kilduff mengatakan dia tidak memperkirakan kerusakan infrastruktur dari suhu beku. "Ini semua akan mencair dan segalanya akan meningkat lebih cepat," ucap dia.
Adapun, stok minyak mentah AS turun 5,8 juta barel dalam sepekan hingga 12 Februari menjadi sekitar 468 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penarikan 2,4 juta barel, data American Petroleum Institute (API) menunjukkan.
Data persediaan minyak Badan Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada Kamis waktu setempat, ditunda sehari setelah hari libur pada Senin (15/2/2021). (Sandy)