ECONOMICS

IMF Sebut Inflasi Hambat Pertumbuhan Ekonomi di Timur Tengah

Wahyu Dwi Anggoro 03/05/2023 15:29 WIB

Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan ekonomi di seluruh wilayah Timur Tengah dan Asia Tengah kemungkinan akan melambat tahun ini.

IMF Sebut Inflasi Hambat Pertumbuhan Ekonomi di Timur Tengah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan ekonomi di seluruh wilayah Timur Tengah dan Asia Tengah kemungkinan akan melambat tahun ini akibat inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga.

Dilansir dari AP pada Rabu (3/5/2023), laporan Prospek Ekonomi Regional IMF memperingatkan kenaikan harga pangan dan energi di kawasan.

Di satu sisi, produsen minyak seperti negara-negara Teluk menuai keuntungan dari kenaikan harga minyak mentah. Di sisi lain, negara seperti Pakistan mengalami perlambatan pertumbuhan dan dilanda kesulitan ekonomi yang semakin parah.

Kenaikan suku bunga yang dilakukan bank-bank sentral di seluruh dunia untuk membendung inflasi, berdampak terhadap peningkatan biaya peminjaman. Hal ini akan menekan negara-negara yang terlilit utang.

"Tahun ini kami melihat inflasi kembali menjadi masalah yang paling menantang bagi sebagian besar negara di kawasan," kata Jihad Azour, direktur Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah di IMF.

"Bagi mereka yang memiliki tingkat hutang yang tinggi, tantangan kenaikan suku bunga global, dan juga pengetatan kebijakan moneter, mempengaruhi mereka,” lanjut jihad.

IMF memperkirakan pertumbuhan regional akan turun dari 5,3 persen tahun lalu menjadi 3,1 persen tahun ini. Secara keseluruhan, inflasi regional diperkirakan akan mencapai 14,8 persen, tidak berubah dari tahun lalu, karena invasi Rusia di Ukraina menekan suplai makanan global dan mempengaruhi pasar energi.

Sementara itu, IMF memproyeksikan inflasi di Pakistan mencapai sekitar 27 persen. Para pejabat Pakistan dan IMF telah mengadakan pembicaraan berulang kali mengenai pencairan dana talangan senilai USD 6 miliar.

IMF memperingatkan bahwa kondisi sektor keuangan di seluruh dunia akan mengetat tahun ini, sebagian disebabkan oleh serangkaian kegagalan bank di Amerika Serikat (AS).

(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)

SHARE