IMF Sebut Konflik Israel-Hamas Jadi Awan Gelap Prospek Ekonomi Global
IMF menyatakan konflik Israel-Hamas mengancam prospek ekonomi global yang sudah suram. Khususnya terhadap pasar komoditas seperti minyak.
IDXChannel - Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan konflik Israel-Hamas mengancam prospek ekonomi global yang sudah suram. Khususnya terhadap pasar komoditas seperti minyak.
Terdapat beberapa fluktuasi harga minyak dan reaksi di pasar. Meskipun, masih terlalu dini untuk memperkirakan dampak ekonominya.
“Kami memantau dengan cermat bagaimana situasi ini berkembang, bagaimana dampaknya, khususnya pasar minyak,” kata Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva, dilansir dari Reuters pada Kamis (12/10/2023).
“Jelas sekali, ini adalah sebuah awan baru yang bukan merupakan cakrawala teraman bagi perekonomian dunia, sebuah awan baru yang menggelapkan cakrawala ini,” sambungnya dalam konferensi pers pada pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Marrakesh, Maroko.
Georgieva bergabung dengan sejumlah pemimpin keuangan yang menyatakan keprihatinannya atas pecahnya konflik berkepanjangan Israel-Palestina yang telah merenggut lebih dari 2.500 nyawa.
Israel telah bersumpah untuk memusnahkan gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan paling mematikan terhadap warga sipil Yahudi sejak Holocaust, ketika ratusan pria bersenjata melintasi pagar pembatas dan mengamuk di kota-kota Israel pada Sabtu pekan lalu.
Israel mengatakan pada hari ini bahwa tidak akan ada penghentian kemanusiaan dalam pengepungan Jalur Gaza sampai semua orang yang disandera oleh Hamas dibebaskan. Pernyataan itu disampaikan setelah Palang Merah memohon agar diizinkan masuk untuk mencegah rumah sakit yang kewalahan dan “berubah menjadi kamar mayat”.
“Sungguh menyedihkan melihat warga sipil tak berdosa tewas,” kata Georgieva yang emosional kepada wartawan. “Siapa yang membayar harganya? Orang yang tidak bersalahlah yang membayar harganya.”
Georgieva mengatakan guncangan hebat telah menjadi sebuah kondisi normal baru dalam perekonomian global yang ditandai dengan lemahnya pertumbuhan, fragmentasi ekonomi, dan perbedaan yang semakin dalam, dengan suku bunga diperkirakan akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama untuk mengendalikan inflasi yang terus berlanjut.
Dia mengimbau negara-negara untuk menghindari eskalasi situasi dan fokus pada bidang kerja sama. “Kita perlu membangun ketangkasan dalam mengantisipasi guncangan dan cepat merespons,” katanya.
Menteri Keuangan Perancis Bruno Le Maire mengatakan kepada wartawan bahwa perluasan konflik regional akan menimbulkan “konsekuensi ekonomi”, terutama terhadap harga energi dan pertumbuhan global.
(FRI)