ECONOMICS

Imlek di Saat Covid-19 Meroket Lagi, Orderan Topeng Barongsai Sepi Pesanan

Isty Maulidya 31/01/2022 18:29 WIB

Barongsai telah menjadi menu tradisi yang wajib hadir selama masa perayaan Imlek, namun sayangnya saat ini akan jarang terlihat.

Imlek di Saat Covid-19 Meroket Lagi, Orderan Topeng Barongsai Sepi Pesanan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Barongsai telah menjadi menu tradisi yang wajib hadir selama masa perayaan Imlek, namun sayangnya saat ini akan jarang terlihat. Sebab, selama dua tahun terakhir penjualan topeng barongsai saat ini sepi pembeli.

Kim Tjoan (69), seorang pengrajin topeng barongsai dari Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang yang mengaku penjualan topeng barongsai yang dia buat menurun drastis. Perayaan Imlek dua tahun terakhir memang tak semeriah dibanding biasanya, larangan adanya kerumunan membuat pertunjukan barongsai jarang diadakan.

"Sebelum pandemi belasan bahkan hingga puluhan juta saya dapati dari penjualan, penyewaan dan orderan penampilan. Sekarang satu set topeng laku saja udah bersyukur banget, kalau undangan tampil-tampil sama sekali gak ada," ungkap Kim Tjoan pada Senin (31/1/2022)

Sebelum pandemi Covid-19 melanda, pesanan topeng barongsai menjelang Imlek sudah belasan terjual. Para pemain barongsai juga biasanya bisa tampil di tiga lokasi dalam sehari. Mulai dari Hotel, Mal, hingga dipanggil untuk tampil di rumah orang ternama.

Bahkan saat ini, Kim Tjoan sudah tak lagi memproduksi topeng barongsai yang baru. Ia bertahan dengan stok belasan topeng yang ia miliki hingga saat ini. Mulai dari barongsai jenis bulu sintetis hingga bulu domba dengan beraneka warna.

"Sekarang stok yang ada saja, harganya variatif, dari barongsai anak-anak dengan harga Rp200 ribu, barongsai besar untuk dua pemain dengan bulu sintetis seharga Rp2,5 juta hingga bulu domba yang termahal dengan harga Rp4,5 juta," lanjutnya.

Kim Tjoan mengaku sudah tak mencari keuntungan. Usaha yang dia geluti sejak taun 1999 ini dia pertahankan sebagai upaya melestarikan kebudayaan China. Sejak dulu menjadi pengrajin Barongsai Kim Tjoan tak melulu perkara uang. Untuk tampil di Kota Tangerang bahkan terutama di Klenteng ia tak pernah mematok harga.

"Walau pendapatan kian merosot, banyak teman pengrajin beralih profesi. Kalau saya, akan bertahan untuk melestarikan kebudayaan barongsai ini, hingga saya tutup mata nanti," tegasnya.

Ia pun berharap, pandemi covid-19 kian terkendalikan sehingga berbagai event dan euforia Imlek bisa kembali normal.

"Kebudayaan China sebagai bagian identitas Kota Tangerang. Semoga bisa terus dilestarikan dan dibanggakan Kota Tangerang. Pengrajin dan pemain barongsai bisa kembali normal dengan pendapatan dan aktivitasnya," harapnya. (TYO)

SHARE