ECONOMICS

INA Gandeng CATL dan CMBI Suntik Ekosistem Kendaraan Listrik RI Rp29,6 T

Nia Deviyana 16/11/2022 17:39 WIB

Anggaran ini difokuskan untuk membangun rantai pasok hulu hingga hilir kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.

INA Gandeng CATL dan CMBI Suntik Ekosistem Kendaraan Listrik RI Rp29,6 T. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Perkembangan industri kendaraan bermotor listrik di Indonesia memperoleh angin segar. Pasalnya, Indonesia Investment Authority (INA) baru saja membuat kesepakatan dengan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) dan CMB International Corporation Limited (CMBI) saat konferensi B20 di Bali.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kerja sama investasi terkait Green Fund itu mencapai USD2 miliar atau setara Rp29,6 triliun. 

Anggaran ini difokuskan untuk membangun rantai pasok hulu hingga hilir kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.

Menurutnya, Green Fund akan menjadi platform khusus untuk menangkap peluang investasi dalam ekosistem EV yang sedang berkembang.

"Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok EV global, mengingat seperempat dari cadangan nikel dunia ada di Indonesia," ungkap Erick, Rabu (16/11/2022). 

Kementerian BUMN bersama empat perusahaan pelat merah sektor pertambangan dan energi, yakni Holding Industri Pertambangan-MIND ID, PT Antam Tbk, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) telah mendirikan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) sejak 2021 lalu. 

IBC diamanahkan untuk fokus pada pengelolaan ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia.

"Kekayaan nikel kita adalah modal untuk pengembangan supply chain EV battery dari hulu ke hilir," ujar Erick. 

Dia mencatat, sejak Indonesia mengambil kebijakan hilirisasi industri minerba, salah satunya fokus pengembangan adalah industri EV battery. Bahkan, banyak perusahaan internasional yang ingin menjajaki kerja sama dengan Indonesia. 

"Karena itu, keterlibatan dan kepercayaan INA, CATL dan CMBI dalam pengembangan EV battery, harus kita apresiasi," ucap dia.

Untuk memperkuat ekosistem, IBC dan ANTAM menjalin kolaborasi dengan pemain baterai global melalui penandatanganan Framework Agreement pada 14 April 2022 untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi. Perkiraan total nilai investasi dari mitra global ini mencapai sebesar USD15 miliar atau setara dengan Rp215 triliun.

Sejalan dengan upaya transisi energi tersebut, Kementerian BUMN turut mendukung pengembangan EV dalam ranah praktis dengan mendorong percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan di lingkungan BUMN.

"Indonesia perlu mendorong percepatan transisi ini. Salah satunya dengan membangun pabrik baterai kendaraan listrik, yang bahan baku utamanya nikel. Peningkatan nilai tambah komoditas nikel ke depan, tak hanya akan mampu membuat kita memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi akan menjadikan Indonesia sebagai pengekspor utama baterai di dunia," kata dia. (NIA)

SHARE