Indef: PHK Bisa Makin Marak jika Pemerintah Gagal Atasi Deflasi
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad mengatakan, PHK bisa makin sering terjadi di banyak industri Tanah Air.
IDXChannel - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad mengatakan, PHK bisa makin sering terjadi di banyak industri Tanah Air, jika deflasi yang telah terjadi empat bulan beruntun tidak segera ditangani pemerintah.
Dampak buruk ini didukung oleh daya beli masyarakat yang menurun tajam di satu sisi, sementara di sisi lain terjadi over supply atas produk perusahaan. Sehingga, pelaku industri harus mengambil langkah efisiensi, salah satunya dengan memangkas jumlah tenaga kerjanya.
“Akan terjadi penyesuaian-penyesuaian, industri melakukan penyesuaian, kemudian perusahaan-perusahaan melakukan efisiensi, karena terjadi over supply, sementara katakanlah daya beli melemah, ada adjustment, sehingga ada efisiensi dan sebagainya,” kata Tauhid kepada IDXChannel, Sabtu (7/9/2024).
“Itu yang harus dilihat ya, karena ada pelemahan daya beli, khawatir di beberapa sektor akan terjadi layoff dan sebagainya, itu yang dikhawatirkan, itu dampaknya,” katanya.
Tak hanya itu, deflasi selama empat bulan berturut-turut bakal memperlambat pertumbuhan makro ekonomi. Perlambatan ditandai dengan menurunnya aktivitas jual beli di pasar, di mana produsen mengurangi jumlah produksi dan konsumen mengurangi daya beli mereka.
Saat daya beli menurun, permintaan terhadap barang dan jasa pun ikut menurun. Kondisi ini membuat industri harus melakukan PHK terhadap karyawannya.
“Beberapa industri yang berkaitan dengan konsumsi yang turun, ini kan lama-lama konsumsi masyarakat turun, itu saat bersamaan bisa terjadi perlambatan ekonomi,” katanya.
Tauhid memandang, pemerintah perlu mengambil langkah strategis untuk meminimalisir dampak negatif deflasi. Selain itu, otoritas diimbau melakukan intervensi agar perluasan lapangan kerja bisa terjadi, terutama di level UMKM.
“Inikan daya beli melemah, situasinya karena pendapatan masyarakat lagi stagnan. Ya mau tidak mau harus ada perluasan lapangan kerja gitu ya, perluasan lapangan kerja, dilakukan oleh UMKM jangan dilakukan oleh perusahaan besar, perusahaan kecil, sehingga meningkat daya belinya,” kata Tauhid.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi selama empat bulan berturut-turut atau sejak Mei-Agustus 2024. Pada Mei deflasi sebesar 0,03 persen, lalu deflasi meningkat di Juni dan Juli masing-masing menjadi 0,08 persen dan 0,18 persen. Kemudian, kembali ke 0,03 persen pada Agustus tahun ini. (Wahyu Dwi Anggoro)